Selasa, 20 Oktober 2015
Subang -Pemerintah mengakui telah melakukan kesepakatan impor beras dari Vietnam dan Thailand. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memberikan tanggapan atas langkah tersebut.
"Ini lah sayangnya pemerintah, produksi digenjot, distribusi digenjot, kita masih impor. Karena apa? Karena pemerintah tidak ingin ada kekurangan," ujar Amran, ditemui di sela kunjungan kerjanya di Subang, Jawa Barat, Selasa (20/10/2015).
Amran menegaskan, keputusan impor beras ini tak datang dari kementeriannya. Karena dari sisi produksi, dirinya mengklaim sebenarnya mencukupi kebutuhan nasional di tahun ini. "Dari 20 Oktober 2014-20 oktober 2015 kita tidak ada impor. Produksi kita masih aman sampai Desember," tegas Amran.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui pemerintah sudah melakukan penjajakan impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Beras ini dimaksudkan untuk cadangan beras di tahun depan, apabila dampak kekeringan panjang dari bencana gelombang panas El Nino masih berkepanjangan hingga tahun depan.
Pemerintah tak mau berjudi mempertaruhkan stabilitas harga beras dan nasib rakyat. Jika harga beras melonjak, inflasi akan sangat terpengaruh, daya beli masyarakat tergerus, kesejahteraan masyarakat pasti turun.
Meski demikian, Darmin belum berani memastikan apakah beras dari Vietnam dan Thailand akan segera masuk ke Indonesia. Bila ternyata dampak El Nino tidak sebesar yang dikhawatirkan dan stok beras di dalam negeri masih aman, beras yang diimpor akan dijual lagi ke negara lain.
Rencananya soal keputusan final soal impor beras akan dibuat pada November mendatang. "Kalau ternyata tidak perlu, tidak perlu kita datangkan, kita jual lagi saja. Kita yakin bisa laku dan tidak akan rugi. Kita tunggu November-Desember," kata Darmin.
(dna/dnl)
http://finance.detik.com/read/2015/10/20/080517/3048124/4/ada-perjanjian-impor-beras-dari-vietnam-ini-kata-mentan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar