Rabu, 21 Oktober 2015

Dirut Bulog: Jika Tak Impor, Beras Habis

RABU, 21 OKTOBER 2015


TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan bahwa saat ini cadangan beras pemerintah sudah sangat menipis. Bila tak segera impor, cadangan beras itu akan habis sebelum akhir tahun.

Djarot merinci, saat ini jumlah beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog jumlahnya hanya 1,485 juta ton. Dari jumlah itu, jumlah cadangan beras pemerintah jumlahnya sekitar 810 ribu ton.

Sementara, pemerintah sudah memutuskan akan menggelontorkan beras sejahtera (Rastra) ke-13 dan 14. Artinya, hingga akhir tahun ini Bulog masih harus empat kali menggelontorkan Rastra yang mamsing-masing jumlahnya 232 tibu ton. Itu baru untuk Rastra. Padahal Bulog juga harus menyimpan stok untuk bencana dan persiapan operasi pasar. “Jadi, cadangan ini mepet sekali, hampir bisa dikatakan habis,” kata Djarot pada Tempo, Rabu 21 Oktober 2015.

Melihat kondisi itu, Djarot pun menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo untuk segera mengimpor beras. “Sebelum akhir tahun ini sudah harus masuk secara bertahap,” ujarnya.

Menurut Djarot, pembicaraan dengan Negara-negara pemasok beras sudah dilakukannya. Ia menyebut, Vietnam sudah berkomitmen untuk menyediakan 1 juta ton beras untuk Indonesia. Sementara dengan Thailand belum ada kesepakatan.

Jenis yang akan diimpor dari Vietnam, menurut Djarot adalah beras medium dengan tingkat kepecahan 15 persen. “Beras ini akan dikunci untuk cadangan pemerintah, tidak akan dilepas ke pasar,” katanya.

Bagaimanapun, Djarot belum bisa memastikan berapa jumlah beras yang jadi dibeli. Sebab selain untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, ia juga harus memperhitungkan mundurnya masa tanam padi akibat el nino. “Ada hal yang di luar perhitungan sebelumnya, jadi ini tidak mudah,” ujarnya.

Selain soal jumlahnya yang belum diputuskan, Djarot juga masih harus berkoordinasi dengan kementerian terkait soal logistik. Mendatangkan beras dalam jumlah besar perlu persiapan khusus sebab kapal-kapal kecil daya angkutnya hanya 20 ribu ton.

Ia juga ingin beras itu nantinya hanya didrop di Jakarta, tapi juga di kota lain yang memiliki pelabuhan besar seperti Medan, Semarang dan Makassar. “Kita punya 17 ribu pulau berpenduduk, jadi harus dipikirkan juga bagaimana distribusi berasnya,” kata pria asal Yogyakarta ini. Atau, jika memang ada kendala logistik, ia juga menjajagi kemungkinan untuk tidak membawa berasnya sekaligus ke Indonesia tapi menyimpannya sebagian di Vietnam.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya menjelaskan rencana pemerintah tentang impor beras. Dia mengatakan pemerintah melakukan impor beras untuk memperkuat cadangan nasional. "Ini impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini," kata dia di kawasan JIExpo, Jakarta, Rabu pagi tadi.

http://m.dev.tempo.co/read/news/2015/10/21/090711657/Dirut-Bulog-Jika-Tak-Impor-Beras-Habis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar