Senin, 26 Oktober 2015

Perum Bulog Menurunkan Harga Beras Premium

Senin, 26 Oktober 2015

JAKARTA, KOMPAS — Strategi Perum Bulog menurunkan harga pembelian beras premium melalui jalur komersial efektif meredam harga beras di pasar. Rata-rata nasional harga beras kualitas medium turun 1,17 persen.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu, Minggu (25/10), di Jakarta mengatakan, pada Oktober ini mestinya harga beras melonjak karena panen berkurang dan permintaan tetap. Namun, sekarang harga justru turun meski tidak signifikan. "Yang pasti harga beras tertahan, tidak naik. Ini luar biasa," katanya.

Di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, harga beras kualitas medium rata-rata turun 4,02 persen. Untuk rata-rata nasional turun 1,17 persen dalam kualitas yang sama.

Perum Bulog menurunkan harga beli beras premium sejak awal Oktober 2015. Harga beli saat itu diturunkan dari Rp 9.250 per kilogram menjadi Rp 8.500 per kilogram.

Dampaknya pemasukan beras ke Perum Bulog berkurang drastis dan masuk ke pasar. Hal ini bisa dilihat dari pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang rata-rata per hari masih 3.000 ton.

Ditanya apakah turunnya harga beras di pasar tak menyulitkan Bulog menjual beras premiumnya, Wahyu mengatakan, kalau belum saatnya dijual, tidak perlu dijual.

"Untung tidak harus berarti uang masuk ke Bulog. Masyarakat bisa beli dengan harga normal juga merupakan bentuk keuntungan," katanya.

Terkait dengan beban keuangan Perum Bulog yang harus membayar suku bunga kredit hingga Rp 50 miliar per bulan yang digunakan untuk modal membeli beras komersial guna memperkuat stok beras Bulog, Wahyu mengatakan, beban keuangan itu tidak dirisaukan sepanjang harga beras stabil. Hal itu jauh lebih utama.

Dalam rangka memperkuat cadangan beras nasional, Bulog membeli beras premium melalui jalur komersial sebanyak 700.000 ton. Modal pembelian dari pinjaman bank.

Profesor riset pada Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian, Husein Sawit, mengatakan, rendahnya harga beras di pasar terjadi karena ada kepastian kebijakan impor beras dari pemerintah.

"Pemerintah sudah membuat keputusan mengimpor beras. Meski barangnya belum datang, tetapi sudah ada kepastian. Kondisi ini membuat pedagang beras mulai melepas berasnya dari gudang secara bertahap," jelasnya.

Meningkatnya pasokan beras di pasar, kata Husein, bukan akibat melimpahnya produksi, melainkan karena pedagang ramai-ramai melepas beras dan tidak mau lagi menyimpan terlalu lama karena pemerintah memutuskan untuk impor.

Billy Haryanto, pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, mengatakan, pedagang sudah mempunyai komitmen dan kesepakatan untuk menjaga harga beras agar tidak bergejolak.

(MAS)

http://print.kompas.com/baca/2015/10/26/Perum-Bulog-Menurunkan-Harga-Beras-Premium

1 komentar:

  1. Jika tahun ini tidak import beras, hal itu akan tercatat sebagai prestasi pemerintah. Wong tanipun semakin semangat untuk bertani, prlfesi petani menjadi menguntungkan dan membanggakan.!!!!

    BalasHapus