Kamis, 01 Oktober 2015
Bulog yang ditugaskan pemerintah mengimpor daging akhirnya memilih mundur karena mendapat tekanan dari berbagai asosiasi impor daging dan perusahaan penggemukan (feedloter).
JAKARTA-Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai langkah Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menyerah pada tekanan pelaku usaha penggemukan sapi atau feedloter untuk menghentikan impor sapi siap potong dinilai sebagai bentuk ketidakkonsistenan mereka menciptakan stabiliitas pasar.
Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf pada Koran Jakarta pada Rabu (30/9) menegaskan Bulog sebenarnya tidak boleh mengubah keputusannnya mengimpor 50 ribu ekor sapi tersebut hanya karena takut dengan protes feedloter.
“Mestinya pemerintah tidak boleh kalah. Ini menunjukan Bulog berubah-ubah dalam keputusannya,”paparnya.
Ketidakkonsistenan Bulog jelas Muhammad termasuk janggal, soalnya selama ini harga daging sapi di pasaran belum sesuai permintaan pemerintah di bawah 100 ribu rupiah per kilogram. Hingga kini harga daging bahkan masih 110 ribu rupiah per kilogram atau belum stabil.
“Janggal karena Bulog langsung menyerah, padahal pasar belum stabil. Alasan untuk mencegah kegaduhan pasar itu sama sekali tidak masuk akal. Sangat disayangkan Bulog menghentikan impor,”jelasnya.
Dia berpendapat langkah pemerintah mengimpor puluhan ribu sapi sebenarnya tidak salah, pasalnya masalah utama di dalam negeri ialah pada pasokan. Hal itu lantaran pelaku usaha menahan pasokan, sebagai reaksinya terhadap kebijakan pemerintah yang mengurangi impor sapi pada kuartal ke-III.
Ketika Bulog tidak lagi mengimpor sapi-sapi tersebut maka didalam negeri berpotensi mengalami distabilitas pasar lagi, karena kekurangan pasokan. Maksudnya, harga daging berpotensi kembali naik yang membuat pasar kembali bergejolak.
”Jadi, pemerintah yang ingin pasar stabil tetapi di sisi lain kebijakannya keliru,”ungkapnya.
Hentikan Impor
Seperti diberitakan sebelumnya, Bulog akhirnya menghentikan impor sapi siap potong yang rencananya sebanyak 50 ribu ekor. Hal tersebut dilakukan menyusul permintaan dari sejumlah asosiasi terkait yang meminta agar Bulog segera menghentikan impor sapi siap potong, karena mereka merugi.
Dengan demikian pro kontra boleh tidaknya pemerintah menngimpor sapi siap potong untuk menstabilkan harga daging sapi di pasar berakhir.
Dirut Bulog Djarot Kusumayakti pada Koran Jakarta, Minggu (27/9) menyebutkan bahwa langkah tersebut karena Bulog tidak menghendaki agar persoalan ini terus terjadi yang mana akan terjadi kegaduhan di pasar.
Menurutnya, Bulog tidak mau ambil pusing dengan desakan menghentikan impor sapi siap potong itu maka akan terjadi ketidakstabilan di pasar.
“Kalau Bulog mengikuti permintaan itu, agar tidak mempekeruh suasana,”ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa perusahaan penggemukan sapi atau feedloter tidak ingin bisnisnya terganggu oleh langkah pemerintah mengimpor 50 ribu ekor sapi siap potong. ers/E-9
http://www.koran-jakarta.com/?36259-bulog-jangan-takluk-pada-feedloter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar