Jumat, 9 Oktober 2015
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga berharap beras Perum Bulog yang dijual dalam operasi pasar sejak Jumat (2/10) dikemas dalam kemasan yang lebih kecil. Beras Bulog yang dijual dalam operasi pasar selama ini menggunakan kemasan 50 kilogram sehingga dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan dan keuangan warga.
"Memang harga (beras Bulog) lebih murah. Namun, kalau hanya dijual per 50 kg, kami tetap enggak sanggup beli," kata Sumarni (38), warga Rawa Belong, yang berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (8/10).
Sumarni mengungkapkan, dirinya sempat mendatangi operasi pasar beras di Pasar Kebayoran Lama pada Jumat. Namun, karena beras Bulog dijual per 50 kg, ia tak jadi membeli. Ia membeli beras di pedagang pasar dengan harga yang sedikit lebih mahal.
Sumarni berharap, beras Bulog yang dijual dalam OP beras dikemas dengan kemasan lebih kecil, yaitu per 5 kg dan 10 kg, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan dan keuangan masyarakat kelas bawah.
Ari Dautama dari Staf Usaha Unit Pasar Besar Kebayoran Lama mengatakan, OP beras Bulog di pasar itu dilakukan dua kali, yaitu Jumat dan Sabtu. OP beras tersebut kurang diminati karena dijual dengan takaran yang terlalu besar, yaitu 50 kg.
"Rata-rata pembeli di sini konsumen langsung. Artinya, membeli untuk keperluan keluarga, bukan untuk dijual lagi. Jadi, pembeli menginginkan takaran yang lebih kecil," kata Ari. Selain itu, perbedaan harga beras Bulog dengan harga beras di pasar tersebut tidak berbeda jauh.
Harga beras Bulog Rp 9.500 kg atau Rp 200 per kg lebih murah daripada harga beras di pasar. Dengan dijual per 50 kg, warga membutuhkan uang Rp 475.000 untuk membeli beras Bulog. Hal itu dinilai memberatkan warga yang berpenghasilan rendah.
(B07)
http://print.kompas.com/baca/2015/10/09/MasyarakatInginkan-Kemasan-Kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar