Kamis, 22 Oktober 2015
Jakarta -Perum Bulog sedang berlomba dengan waktu untuk persiapan pengadaan beras melalui impor dari Vietnam dan Thailand. Vietnam sudah berkomitmen menjual 1 juta ton beras, sedangkan Thailand masih negosiasi dengan Bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, stok beras saat ini di seluruh gudang Bulog hanya 1,49 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 810.000 ton merupakan beras penugasan pemerintah (public service obligation/PSO). Selebihnya sebanyak 680.000 ton dalam bentuk beras kebutuhan komersial atau beras premium.
"Stok sekarang 1,49 juta ton, PSO 810.000 ton, 680.000 ton komersial. Kalau dipakai semua habis, sampai Desember," katanya kepada detikFinance, Kamis (22/10/2015).
Menurut Djarot, dengan kondisi stok saat ini maka bila tak ada tambahan pengadaan dari dalam negeri maupun luar negeri atau impor maka stok atau cadangan beras pemerintah awal 2016 sudah habis.
Sementara itu, produksi beras di akhir tahun sudah memasuki penurunan signifikan karena sudah lewat panen raya. Pengadaan beras Bulog dari dalam negeri juga sudah terbentur dengan harga beras dan gabah petani yang di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Bagaimana dengan Januari, yang harus dipikirkan," katanya.
Djarot belum bisa menyampaikan kebutuhan tambahan pengadaan beras untuk stok gudang Bulog termasuk dari impor. Namun sebagai gambaran, kebutuhan beras per bulan secara nasional mencapai 2,5 juta ton per bulan. Stok beras Bulog khususnya PSO selama ini dipakai untuk raskin dan operasi pasar, hingga bantuan bencana.
"Untuk konsumsi beras sebulan data BPS 2,5 juta ton artinya kalau terjadi musibah, karena kekeringan nggak ada produksi maka konsumsi terus berjalan, harus ada stok 2,5 juta ton, katakan lah tak menghancurkan seluruhnya, setengah saja maka perlu 1,25 juta ton itu untuk satu bulan," katanya.
(hen/rrd)
http://finance.detik.com/read/2015/10/22/144113/3050824/4/bila-tak-impor-stok-beras-bulog-akan-habis-desember-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar