KSAD Jenderal TNI Mulyono (kiri) berjabat tangan dengan Danjen Kopassus Mayjen TNI Muhammad Herindra (kanan) seusai upacara penyematan brevet komando di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, 25 September 2015. ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Subang - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono menyatakan tak ada tempat bagi para mafia yang menginginkan impor pangan, terutama beras, di Indonesia. "Kita perangi impor. Kita harus perang dengan mafia-mafia yang ingin impor itu," ucap Jenderal Mulyono dalam acara "Gelar Teknologi Pertanian Modern, Modernisasi Pertanian untuk Swasembada Pangan" di Desa Gardu Multi, Subang, Jawa Barat, Selasa, 20 Oktober 2015.
Ia mengungkapkan, meski Indonesia saat ini sedang dilanda El Nino, berdasarkan laporan para Pangdam di daerah sentra pangan di seluruh Indonesia, sampai pertengahan Desember 2015, masih tercatat 1,1 juta luas lahan padi yang belum dipanen. "Artinya, masih ada skitar 5,5 juta ton lagi gabah yang belum dipanen," ujarnya.
Dengan data itu, Mulyono mengaku optimistis keinginan mengimpor beras seperti banyak diinginkan para mafia bisa disetop. Nantinya, jenderal bintang empat ini bahkan optimistis swasembada pangan sebagai wujud dari cita-cita kedaulatan pangan nasional akan bisa diwujudkan.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan agar semua pihak yang berkepentingan dengan swasembada pangan tersebut terus meningkatkan dan memperbaiki manajemen pertanian, varietas bibit unggul, dan, "Semangat!"
Agar stok beras nasional tetap terjaga, Mulyono meminta petani menjual produksi padinya kepada Perum Bulog. "Bulog siap menampung gabah dan beras petani, tentu dengan harga yang kompetitif," ujarnya.
Mulyono kembali menegaskan komitmennya untuk terus membantu petani dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. "Kami meminta agar kehadiran TNI di bidang pertanian jangan dipertanyakan lagi," ucapnya.
Adapun Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim telah mampu meningkatkan terget produksi gabah kering giling secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. "Produksi GKG tahun 2004 mencapai 54,1 juta ton dan meningkat menjadi 75,6 juta ton pada periode 2015," katanya.
Produksi GKG tersebut, Amran menyebutkan, berkat adanya peningkatan luas tanam yang pada 2014 hanya sekitar 11,9 juta hektare, kemudian meningkat menjadi 14,3 juta hektare pada periode 2015.
Amran menjelaskan, terus meluasnya lahan tanam juga dipicu oleh terus meningkatnya produksi gabah dalam setiap hektarenya. Pada 2004, produksi per hektare hanya 4,54 ton, sedangkan pada 2015 meningkat menjadi 5,28 ton.
Semua keberhasilan tersebut, Amran menyatakan, tak lepas dari peran serta jajaran TNI. "Berkat kerja keras para penyuluh dan Babinsa TNI. Luar biasa TNI membantu kami," katanya.
NANANG SUTISNA
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/10/20/090711280/ksad-jenderal-mulyono-akan-perangi-mafia-impor-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar