Selasa, 20 Januari 2015

TAJUK RENCANA : Menurunkan Harga Pangan

Selasa, 20 Januari 2015

PEMERINTAH kembali menurunkan harga bensin dan solar, Senin (19/1), menjadi Rp 6.700 dan Rp 6.400 di Jakarta. Harapannya, harga pangan ikut turun.
Ini merupakan penurunan kedua harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu kurang dari satu bulan. Sebelumnya, pada 1 Januari 2015, harga bensin turun menjadi Rp 7.600 per liter dan harga solar Rp 7.250.

Pemerintah menginginkan harga pangan dan harga kebutuhan pokok lain ikut turun seiring turunnya harga BBM, Kamis (15/1) lalu. Presiden memperingatkan agar tak ada yang menimbun barang dan mempermainkan harga karena akan mempersulit upaya pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok setelah turunnya harga BBM.

Dalam kenyataan, setelah harga BBM turun pada awal Januari lalu, harga pangan tidak turun. Harga pangan telanjur naik ketika pemerintah menaikkan harga BBM pada 17 November 2014 dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 untuk premium dan dari Rp 5.500 menjadi 7.500 untuk solar. Begitu juga biaya angkutan umum.

Untuk menurunkan harga pangan, terutama beras, pemerintah sebetulnya memiliki mekanisme pengendalian harga melalui Bulog. Sebagai badan usaha milik negara yang ditugasi menjaga stabilitas harga beras, Bulog dapat melepas cadangan berasnya melalui operasi pasar atau beras untuk rakyat miskin (raskin).

Saat ini harga beras berada pada aras cukup tinggi. Harga rata-rata beras kualitas medium di Jakarta hari Senin Rp 9.961 per kilogram menurut informasi di situs Informasi Pangan Jakarta. Pada akhir Desember harga masih Rp 9.200. Menurut Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Nasional Winarno Tohir, harga gabah saat ini Rp 6.500 per kilogram, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Harga barang dan jasa, termasuk pangan, dibentuk melalui permintaan dan pasokan. BBM diperkirakan hanya menyumbang kurang dari 5 persen komponen harga. Karena itu, harga yang terbentuk saat ini harus dilihat sebagai akibat kurangnya pasokan di pasar.

Terutama untuk pangan, tingginya harga saat ini dipengaruhi mundurnya awal musim hujan. Harga cabai, misalnya, melonjak sampai di atas Rp 100.000 per kilogram di beberapa daerah bulan lalu karena musim kemarau yang panjang, selain aktivitas vulkanik beberapa gunung berapi di sekitar kawasan produksi cabai.

Jika pemerintah ingin segera menurunkan harga pangan, terutama beras yang merupakan kebutuhan vital rakyat dan memengaruhi inflasi, Bulog harus segera diperintah melakukan operasi pasar atau menyalurkan raskin. Bulog punya cukup cadangan beras karena telah mengantisipasi turunnya produksi tahun 2014.

Menurunkan biaya angkutan tidak serta-merta menurunkan harga kebutuhan pokok. Pemerintah perlu bekerja menyeluruh untuk menurunkan biaya logistik seraya memastikan keberhasilan panen raya padi pada Maret mendatang.

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150120kompas/#/6/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar