Kamis, 22 Januari 2015
TEMPO.CO , Jakarta:Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur mengirimkan beras sebanyak 447 ribu ton ke enam provinsi untuk tahun 2015. Sebagai daerah lumbung padi, Jawa Timur menjadi penghasil beras nomor satu di Tanah Air.
Menurut Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Timur Dindin S, pengiriman beras ke sejumlah provinsi ini sebagai agenda tahunan. Terutama, daerah-daerah yang masuk kategori daerah minus areal pertanian. "Permintaan beras dari luar provinsi, tetap kita layani," ujarnya pada Tempo saat acara Panen Raya di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Rabu 21 Januari 2015.
Enam provinsi yang meminta pengiriman beras, yaitu Provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Riau, Jambi, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat. Jumlah yang dikirim untuk tahun 2015 ini sebanyak 447 ribu ton. Jumlah ini hampir sama dengan pengiriman tahun 2014 dan 2013. Sedangkan untuk pengiriman tahun 2012, cenderung turun akibat kegagalan panen di pelbagai tempat.
Menurut Dindin, pengiriman beras sebesar 447 ribu ton, tidak mengurangi stok beras di Jawa Timur. Sebab, untuk stok beras tahun 2015 di Jawa Timur masih aman hingga sembilan bulan mendatang. Apalagi, ada beberapa daerah dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur menunjukkan tren positif untuk produksi beras. Contohnya, seperti di Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. "Enggak perlu khawatir dengan stok beras," tandasnya.
Dindin mengatakan target pembelian beras Bulog Divisi Regional Jawa Timur untuk tahun 2015 sebesar 1,1 juta ton atau naik 30 persen dari target sebelumnya 700 ribu ton. Beras tersebut berasal dari 13 Divisi Regional Sub-Bulog yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Sedangkan kemampuan menyimpan gudangnya, mencapai 1,2 juta ton.
Dia mencontohkan misalnya di Sub-Bulog Divisi Regional Bojonegoro menjadi salah satu andalan produksi beras di Jawa Timur. Bahkan untuk tahun 2013 hingga 2015 ini, termasuk daerah penyuplai beras tertinggi di Indonesia. Bahkan, sekarang ini, target untuk pengadaan beras di Bulog Bojonegoro mencapai 200 ribu ton pertahun. "Itu angka yang cukup tinggi," imbuh Dindin.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Ahmad Djupari mengatakan Bojonegoro masuk kategori daerah lumbung padi di Jawa Timur. Target produksi beras tahun 2015 ini sebesar 1 juta ton dan realisasi tahun 2014 sebanyak 800 ton. Bojonegoro yang mencanangkan Kabupaten Lumbung Pangan dan Energi akan mampu menjadi andalan beras regional bahkan Nasional. "Ya, target ini realistis," ujarnya pada Tempo di acara Panen Raya di Desa Gedongarum Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Rabu 21 Januari 2015.
Untuk mendukung program Swasembada Pangan, Pemerintah Bojonegoro juga telah mengeluarkan pelbagai kebijakan. Di antaranya membangun 1.000 embung (bendungan kecil) dan sudah terealisasi sekitar 200 embung. Kemudian, membangun tiga bendungan besar. Yang sudah terealisasi, yaitu Bendungan Gerak di aliran Bengawan Solo, dan yang sedang dibangun yaitu Bendungan Gongseng di Kecamatan Temayang. Terakhir tengah dirancang membangun Bendungan Karang Nongko di aliran Bengawan Solo.
Dia menyebut luas lahan pertanian sebanyak 87 ribu hektare yang 40 persen masuk daerah tanah produktif dan bisa panen dua kali. Kemudian 45 persen tanah satu kali panen dan sisanya 15 persen sawah tadah hujan. Tetapi, jika bendungan itu terealisasi, Bojonegoro akan mampu berproduksi sebanyak 1,5 juta ton pertahunnya.
SUJATMIKO
http://www.tempo.co/read/news/2015/01/22/058636648/Bulog-Jawa-Timur-Kirim-Beras-untuk-6-Provinsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar