Kamis, 1 Januari 2015
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menyoal optimisme Badan Urusan Logistik (Bulog) tentang tidak melakukan impor beras di 2015, Plt Direktur Utama Perum Bulog Budi Purwanto menuturkan alasannya. Impor atau tidaknya suatu Negara terhadap komoditas tertentu bergantung pada bagaimana produksi dalam negeri, bagaimana harga dan bagaimana stok yang tersedia.
“Produksi bagus, stok banyak, harga juga tidak terlalu tinggi, jadi kita masih bisa aman,” kata dia kepada ROL pada Selasa (30/12). Produksi padi 2015, kata dia, direncanakan mencapai 73,4 juta ton gabah kering giling atau GKG naik 2,79 juta ton dibandingkan pencapaian tahun 2014 sebesar 70,61 juta ton GKG.
Pada dasarnya, lanjut dia, Bulog mendukung program pemerintah untuk tidak impor sepanjang prediksi yang ada sekarang terpenuhi. Adapun soal hambatan cuaca, diharapkan dapat teratasi agar produksinya tetap bagus. Harga beras pun diharapkan tidak akan naik lagi setelah melakukan operasi pasar khusus.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Derivatif Pertanian Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suharyo Husen memprediksi, Indonesia masih akan impor beras di 2015. "Pada dasarnya kita mendukung program pak Presiden, tapi untuk 2015 cuaca masih tidak mendukung untuk swasembada, makanya kita masih akan impor," tuturnya.
Lagi pula, lanjut dia, sebelum memastikan untuk impor atau tidak, terleebih dahulu mesti dibenahi data statistik perberasan agar akurat. Makanya, ia bersama pemerintah tengah merencanakan penyelenggarakan singkronisasi data perberasan Indonesia, agar ke depan program yang dicanangkan sesuai dengan realita. Pemerintah diprediksi masih akan melakukan impor beras di 2015.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/12/30/nhe26q-ini-tiga-syarat-agar-2015-tak-impor-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar