Rabu, 28 Januari 2015
SURABAYA, KOMPAS — Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur menggandeng Kontak Tani Nelayan Andalan untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras petani. Sinergi pengadaan beras dan gabah ini untuk memperkuat jaringan pemasok sehingga ketahanan pangan terjamin.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim Witono di Surabaya, Selasa (27/1), mengatakan, target Jatim pada 2015 sekitar 1,1 juta ton setara beras. Sinergi dengan kelompok tani, target prognosa bisa tercapai 750.000 ton.
Saat ini stok beras Bulog Jatim masih 451.208 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 9 bulan ke depan. Namun, karena ada kewajiban menyuplai beras untuk wilayah Indonesia bagian timur dan tengah, stok Jatim hanya cukup untuk 5 bulan ke depan.
Bagi Ketua KTNA Jatim Suyanto, kerja sama KTNA dan Bulog tidak hanya menjaga kedaulatan pangan Jatim, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani karena hasil panen bisa dibeli Bulog sesuai standardisasi pemerintah. Selama ini ada kecenderungan setiap memasuki musim panen, petani kesulitan menjual gabah atau beras karena harga pembelian pemerintah rendah.
Sementara itu, polisi menyegel sejumlah gudang di kawasan Payo Selincah, Kota Jambi, yang diduga sebagai tempat pengoplosan beras premium. Modusnya adalah beras premium dicampur dengan beras Bulog, kemudian dijual ke pasar dengan harga sesuai kualitas premium.
Temuan itu bermula saat polisi dan sejumlah anggota DPRD Kota Jambi mengecek sebuah pagar roboh di dekat sebuah gudang, Senin (26/1). Ketika rombongan melintasi gudang itu, mereka mendapati beras Bulog tertumpuk dalam gudang-gudang milik PT Sejahtera tersebut.
Total ada sekitar 3.000 karung beras masing-masing berukuran 50 kilogram, atau total sekitar 200 ton beras Bulog. Terdapat pula tumpukan ribuan karung beras premium dengan berbagai merek, seperti cap Dua Panda, Kepala beras Slyp Super, Beras Super Koki, dan Ramos Setra. Sebagian karung telah terisi beras, tetapi masih terbuka. Beras patah banyak ditemukan di dalam karung.
”Kami masih duga ini sebagai modus pengoplosan beras, tetapi masih harus diselidiki lebih lanjut,” ujar Kepala Polsek Jambi Timur Komisaris Zuhairi.
Harga beras kualitas premium di Jambi di atas Rp 11.000 per kilogram. Adapun harga beras premium Bulog Rp 8.400 per kg.
Pemilik PT Sejahtera, Alex, mengatakan, dirinya resmi membeli beras premium dari Bulog. Dalam setahun ini, pihaknya telah menyerap sekitar 400 ton beras Bulog. Beras beredar di kalangan pengecer dan toko swalayan. ”Beras yang dibeli dari Bulog tidak dicampur ke beras lain,” ujarnya.
Kepala Bulog Divre Jambi Alwi Umri membenarkan pihaknya menjual beras kepada kalangan distributor dan pengecer. Paling tidak sudah 4.000 ton beras Bulog dilepas ke pasar. Namun, beras yang dijual hanya jenis premium. ”Penjualan beras ini dibenarkan,” katanya. (ETA/ITA)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150128kompas/#/21/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar