Minggu, 18 Januari 2015
JAKARTA. Bulog memutuskan Harga Pokok Penjualan (HPP) beras naik 10,7% di tahun ini. Ini merupakan kenaikan HPP pertama dalam dua tahun terakhir.
Saat ini harga jual gabah petani sebesar Rp 6.100 per kilogram (kg) sampai Rp 6.200 per kg. Dengan HPP baru, diperkirakan harga jual sekitar Rp 6.700 per kg sampai Rp 6.800 per kg. Sementara harga beras menjadi RP 7.500 sampai Rp 8.300 per kg.
Sejatinya, kenaikan HPP ini lebih rendah dari usulan para petani, yaitu 15%. Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan, asumsi kenaikannya adalah 5% untuk melawan inflasi dan sisanya 10% agar bisa dinikmati oleh petani.
Meski lebih rendah dari usulan, Winarno mengatakan, petani menerima.
Dia menjelaskan, HPP beras perlu dinaikkan. Pertama, menjaga semangat petani untuk tetap menanam padi sehingga swasembada pangan bisa terwujud. Kedua, menjaga harga tidak anjlok ketika panen terjadi.
"Januari sampai Februari memang harga beras akan mahal sebab produksi beras juga sedikit. Namun, pada Maret sampai April harga akan jatuh. Nah, HPP ini akan melindungi saat harga jatuh," tandas Winarno pada Jumat (16/1).
Diprediksi, Januari akan akan terjadi defisit beras. Luas area panen pada Januari diperkirakan sebesar 600.000 hektare (ha).
Lahan panen baru meningkat ketika Februari menjadi 1,2 juta ha dan Maret 3 juta ha. Sisanya pada April sekitar 2,2 juta ha.
Jika dihitung selama empat bulan, akan ada panen sekitar 21,2 juta ton beras. Rinciannya, pada Januari 1,8 juta. Lalu Februari sebesar 3,6 juta ton dan Maret sebesar 9,1 juta ton. Terakhir April sebesar 6,7 juta ton.
Jika setiap bulan, kebutuhan nasional beras mencapai 3 juta ton. Artinya hanya pada Januari saja terjadi defisit beras. Itulah yang membuat harga beras pada Januari ini masih merangkak naik.
http://industri.kontan.co.id/news/harga-pokok-penjualan-beras-naik-107
Tidak ada komentar:
Posting Komentar