Jumat, 16 Januari 2015

Bulog: Panen Padi Tradisional Rugikan Petani

Jumat, 16 Januari 2015

Rimanews - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah menilai proses panen padi yang dilakukan secara tradisional akan merugikan petani karena banyak gabah yang terbuang selama proses tersebut.

"Hingga saat ini, susut volume gabah pascapanen yang dilakukan petani masih cukup tinggi yaitu antara 20-23 persen dari total gabah yang dipanen," kata Kepala Bulog Divre Jateng Damin Hartono di Semarang, Jumat (16/1).

Menurutnya, beberapa proses yang berakibat pada terbuangnya gabah yaitu saat memanen atau memetik padi dari tanaman, saat proses penggilingan, dan pengangkutan.

"Selama ini memang masih sangat banyak petani yang menggunakan alat tradisional salah satunya arit yang digunakan untuk memotong padi. Padahal saat memotong dengan arit ini banyak gabah yang terjatuh dari tangkainya dan pada akhirnya enggan diambil oleh para petani," katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut harus segera diatasi mengingat kerugian yang diderita petani akibat proses panen konvensional tersebut tidak sedikit.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu menerapkan mekanisasi yang artinya menitikberatkan pada mesin yang digunakan. Bulog sendiri sudah mulai menggunakan mesin baru yang bernama Harvester Combain.

"Hingga saat ini Bulog Divre Jateng sudah memiliki enam alat tersebut dan digunakan di beberapa wilayah di antaranya Pati, Kedu, Purwokerto, dan Tegal," katanya.

Dengan penggunaan alat tersebut, pihaknya memastikan hampir 100 persen hasil panen akan terserap karena padi yang sudah terpotong dari pohonnya akan langsung masuk di karung yang sudah tertempel pada mesin.

Mengenai harga, pihaknya mengaku harga alat tersebut masih cukup tinggi yaitu Rp50 juta/unit. Meski demikian, dengan menggunakan alat tersebut saat memanen maka petani justru bisa mengurangi biaya operasional selama masa panen salah satunya untuk membayar tenaga kerja.

"Dari segi waktu juga lebih cepat, untuk waktu lima jam mesin ini bisa digunakan untuk panen padi pada tanah seluas satu hektare," katanya.

http://ekonomi.rimanews.com/bisnis/read/20150116/191907/Bulog-Panen-Padi-Tradisional-Rugikan-Petani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar