Kamis, 8 Januari 2015
TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penyerapan beras produksi petani oleh Perum Bulog sepanjang 2014 hanya mencapai 85 persen atau 2,5 juta ton dari target 3 juta ton. Menurut Pelaksana Tugas Sekretaris Perusahaan Bulog Rizky Puspitasari, selain untuk program beras bagi rumah tangga miskin (raskin), pengadaan ini dilakukan untuk golongan anggaran, cadangan beras pemerintah, dan penyangga ketahanan pangan nasional.
"Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menjadi instrumen kestabilan harga," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu, 7 Januari 2015.
Pernyataan ini menjadi koreksi Bulog atas pemberitaan Tempo.co, Senin, 29 Desember 2014. Dalam berita berjudul "Target Penyaluran Raskin 2014 Meleset" tertulis Direktur Utama Bulog Budi Purwanto menuturkan serapan beras untuk tahun ini gagal mencapai target. Menurut Rizky, seharusnya angka tersebut merupakan target penyerapan beras dari petani.
Rizky juga mengatakan penyaluran raskin untuk alokasi November-Desember 2014 dipercepat pada Februari dan Maret. Pernyataan ini mengoreksi isi berita Tempo.co yang menyebutkan tidak adanya penyaluran raskin disebabkan oleh Bulog dimintA menjaga stok akhir sebesar dua juta ton. Stok ini berfungsi sebagai alat stabilisasi harga untuk mengurangi kemungkinan inflasi pada akhir tahun.
Hingga 24 Desember 2014, stok beras Bulog mencapai 1,79 juta ton. Jumlah tersebut termasuk cadangan beras pemerintah sebesar 251 ribu ton. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir membenarkan bahwa Bulog kesulitan menyerap gabah dan beras petani karena harga pasar yang lebih tinggi dibanding harga pembelian pemerintah (HPP).
"Supaya Bulog mendapatkan jaminan gabah dan beras, harus bekerja sama dengan kelompok tani untuk melaksanakan on farm yang akan dibeli oleh Bulog," ujarnya.
http://www.tempo.co/read/news/2015/01/07/090633354/2014-Pengadaan-Beras-Bulog-Capai-85-Persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar