Sayangnya, sektor pertanian di Indonesia tidak diurus, tidak diperhatikan, dan terkesan disepelekan.
"Saya heran, elite Indonesia ini kok tidak memandang pentingnya pertanian dan para petaninya itu disepelekan. Tidak diurus, tidak dilindungi, dan tidak dibina. Ini saya aneh, saya juga sedih," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam keterangan persnya, Selasa (11/3/2014).
Prabowo menuturkan, sistem ekonomi Indonesia terlalu terkesima dengan sistem kapitalis dan pasar bebas. Akibatnya, pasar bebas diterapkan tanpa perubahan dan tidak disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
"Akibatnya, ya ini, sekarang banyak irigasi yang tidak di urus. Begitu banyak saluran irigasinya yang mampet, terjadi pendangkalan, dan sendimentasi jadi perlu di bersihkan di perbaiki," tuturnya.
Masalahnya, kata Prabowo, tidak ada anggaran dan ini terjadi dimana-mana dan terdengar dimana-mana. Padahal menurutnya pertanian menyangkut masalah pangan. Dan pangan adalah sumber dari peradaban.
"Tidak ada negara kalau tidak makan, tidak ada pangan. Mestinya, kita memprioritaskan untuk membangun ratusan ribu hektar sawah, ribuan kilo meter irigasi, ratusan waduk," ujarnya.
Prabowo mengakui, dahulu pembangunan sistim pertanian kita sudah sangat baik. Banyak negara belajar dari Indonesia, bahkan Indonesia sudah pernah melakukan swasembada pangan, dan peran Bulog dikagumi banyak negara.
"Bulog kita sudah di pelajari banyak Negara. Negara-negara Afrika belajar tentang Bulog. Malaysia belajar. Thailand belajar. Kamboja, Vietnam," tuturnya.
Prabowo memiliki keyakinan Indonesia bisa kembali menjadi macan Asia dengan beberapa argumentasi. Pertama, kekayaan kita sangat-sangat banyak, dan kedua, kebocoran kita banyak sebagai akibat dari salah srategi, salah urus dan salah prioritas.
"Seharusnya, kalau salah harus diperbaiki. Jangan tau masalahnya tapi, dibiarkan terus-terusan bocor. Hitungan saya, ini sudah belasan tahun. Mungkin sudah 20 tahun kita bocor seperti ini," katanya.
Jadi menurutnya, kalau kebocoran bisa diantisipasi maka Indonesia bisa cepat kembali menjadi macan Asia. Kalau kita berhasil menutup kebocoran ini maka kita punya seribu triliun rupiah untuk kita bangun Negara kita, setiap tahun.
"Berarti pemulihan bisa sangat-sangat cepat, kita gelontorkan dana ke rakyat, kita bangun jalan raya, kita bangun kereta api, kita bangun pelabuhan, kita bangun sekolah-sekolah, sekolah yang ada kita perbaiki," tuturnya.
Prabowo menambahkan, pabrik-pabrik pengolahan bahan baku juga akan kita bangun. Jangan menjual bahan baku yang tidak diolah. Dengan kita olah di dalam negeri, harganya bisa naik 300 persen, 400 persen, 500 persen, bahkan bisa ribuan persen naik.
"Kekayaan alam harus kita olah dan kita gunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bukan untuk kepentingan segelintir orang, bukan diserahkan ke pasar bebas," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/11/prabowo-sedih-petani-di-indonesia-disepelekan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar