Jumat, 21 Maret 2014
JAKARTA – Perum Bulog menyiapkan dana Rp 1-2 triliun untuk pengadaan stok cadangan (buffer stock) gula nasional sebanyak 340 ribu ton. Perusahaan pelat merah tersebut telah mendapatkan penugasan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menjadi lembaga penyangga dan stabilisator harga gula di Tanah Air pada Desember 2013. Namun, hingga saat ini, peran tersebut belum bisa dijalankan oleh Perum Bulog karena belum jelasnya kebutuhan gula dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, pihaknya hingga saat ini belum mengimpor gula, meski Kemendag sudah memberikan izin impor hingga 340 ribu ton sebagai buffer stock. Sebab, saat ini di dalam negeri masih terjadi perbedaan pendapat. Petani dan pabrik gula (PG) mengatakan stok gula masih cukup. Artinya, di dalam negeri perlu dibenahi karena adanya dugaan perembesan gula rafinasi ke pasar umum. Hal itu harus dibenahi untuk mengetahui berapa suplaipermintaan yang sesungguhnya.
“Selama itu tidak benahi akan susah. Untuk saat ini, izin belum digunakan karena masih belum jelasnya hal tersebut,” kata Sutarto saat menjadi pembicara dalam Bincang BUMN bertema Profesionalisme BUMN di Tahun Politik di Jakarta, Kamis (20/3).
Meskipun begitu, kata Sutarto, pihaknya tetap menyiapkan dana Rp 1- 2 triliun yang bersumber dari pinjaman perbankan. Hal ini sama halnya dengan Bulog melakukan pengadaan beras, untuk tahun ini misalnya Bulog menyiapkan dana Rp 22 triliun dari kredit perbankan untuk pengadaan 3,6 juta ton beras. Dana Rp 1-2 triliun itu siap digunakan begitu Bulog melakukan pengadaan gula untuk buffer stock. “Dana untuk keperluan itu, kami peroleh dari perbankan,” kata Sutarto.
http://www.investor.co.id/home/bulog-siapkan-rp-2-t-untuk-stok-gula-nasional/80714
Tidak ada komentar:
Posting Komentar