Kamis, 20 Maret 2014
Jakarta, GATRAnews - Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, pihaknya masih tetap menyerap kedelai lokal pada tahun ini meski belum ada penugasan resmi dari pemerintah. Alasannya, penyerapan kedelai dari petani lokal tersebut merupakan bagian dari bisnis Bulog sekaligus upaya bisnis untuk menjalankan peran sebagai stabilisator harga pangan. "Kita diminta atau tidak oleh pemerintah, kita sudah melakukan itu (menyerap kedelai lokal) karena Bulog harus berbisnis tapi sekaligus menjadi stabilisator. Itu kan bagian dari bisnis Bulog," kata Sutarto kepada wartawan di Bangi Kopitiam, Jakarta, Kamis (20/3).
Namun, Bulog tidak menetapkan target untuk penyerapan kedelai lokal ini karena sangat minimnya produksi kedelai nasional. "Target pengadaan itu sulit ditetapkan karena produksinya saja hanya seperempat dari kebutuhan nasional. Tapi kita komit ke arah menjadi stabilisator kedelai. Kita membangun jaringan dengan petani, jaringan dengan produsen tahu tempe. Mulai dari kecil, bertahap," paparnya. Di sisi lain, Bulog belum berencana akan melakukan importasi kedelai karena harga kedelai impor yang masih sangat tinggi. Tetapi, Bulog tetap terus melakukan negosiasi dengan produsen di luar negeri.
"Posisinya masih negosiasi terus karena dollar sedang tinggi, harga kedelai juga tinggi," tuturnya. Sutarto menambahkan, selama harga kedelai masih tinggi, Bulog tidak akan mengimpor kedelai. Pasalnya, tidak ada anggaran PSO maupun dana stabilisasi dari pemerintah untuk pengadaan kedelai Bulog. Artinya, bila terjadi kerugian, Bulog sendiri yang harus menanggungnya. "Selama masih rugi, kita tidak akan impor karena bukan penugasan," tandas dia. (*/MA)
http://www.gatra.com/ekonomi-1/49223-ogah-rugi,-bulog-belum-mau-impor-kedelai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar