Rabu, 19 Maret 2014

Duh, Indonesia Negara yang Campur Klorin dalam Beras

Rabu, 19 Maret 2014

Para pedagang beras di beberapa negara diduga menggunakan zat klorin yang dicampur ke dalam beras untuk mempercantik fisik beras agar lebih putih sehingga harganya menjadi lebih tinggi.
"Ada tiga negara yang sering mencampurkan klorin ke beras yaitu kita (Indonesia), Vietnam dan Myanmar," ungkap penjual beras sekaligus mantan importir beras yang tidak mau disebutkan namanya di Jakarta akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, sebanyak 32 kontainer isi 800 ton beras impor asal Vietnam disita Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok. Pedagang beras itu mengatakan praktik mencampurkan klorin seperti ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu namun sayangnya tidak ditindaklanjuti secara berkelanjutan.

Padahal zat klorin masuk kategori zat yang cukup berbahaya. Sementara itu praktik pemolesan beras dengan klorin lazim dilakukan pedagang beras karena ketidakmampuan mereka membeli alat pemoles beras atau yang biasa disebut Rice Polishing Machine.

Dikatakan dia, harga Rice Polishing Machine cukup mahal yaitu hingga mencapai Rp 1 miliar/unit. Dia mengatakan salah satu negara yang sudah banyak menggunakan mesin ini adalah Jepang dan Thailand.

Sehingga pemolesan beras dengan klorin khususnya di Thailand sangat sedikit terjadi atau bahkan tidak ada."Kalau Thailand sudah jarang karena pertanian mereka sudah maju dan mereka sudah mampu membuat mesin ini," katanya.

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak membantah soal adanya kabar temuan beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin. Klorin merupakan unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas yang bersifat racun dan berbau menyesakkan, dipakai sebagai zat pemutih dan pembunuh kuman dalam air.

"Kandungan klorin di beras impor bukan isu yang tidak benar, tetapi kami masih perlu waktu untuk mengklarifikasi ke teman-teman unit pengawasan, yang jelas kalau dari Priok tidak pernah ajukan uji lab untuk klorin," ungkap Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono Moegiarso.

Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Badan Karantina Pertanian Antarjo Dikin mengungkapkan zat Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Ia mengaku mendapatkan laporan ada atau tidaknya kandungan klorin pada beras."Klorin itu dilarang peredarannya. Klorin masuk kimia berbahaya dan terlarang," ungkapnya.

Antarjo menambahkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 32/2007 dijelaskan Klorin dilarang dicampur pada sumber karbohidrat seperti beras. Aturan itu sudah dipatuhi oleh negara-negara pengekspor beras ke Indonesia.

"Otomotis negara luar dia sudah baca peraturan ini dan tidak mungkin memasukan (beras mengandung klorin). Ini bahaya dan mereka (negara pengekspor) beras terancam kena reputasi buruk dan bisa saja dituntut Indonesia," imbuhnya. Terimakasih.

Facebookers :

"Indonesia mengalami krisis kepemimpinan yang akut sehingga berdampak ke seluruh sektor kehidupan masyarakat. Penguasa negeri ini sibuk memerkaya kelompoknya saja. Sibuk tuding-tudingan pada lawan partainya. Sepeninggalnya Pak Harto sebenrnya Indonesia semakin parah korupsi trang2an bisa tak tergugat adu otot secara politik. Padahal harga cermin itu murah tapi pejabat sekarang tak mau berkaca diri untuk sifatnya dan pengabdiannya sebagai pejabat."
Aguztin Siregar

"Hati2 beli beras"
Abdul Manan

"Semakin PARAH aja negara ini."
Fithriiy SinOehazhiie

"Hidup Petani lanjutkan perjuanganmu."
Teuku Hamzah

"Itu informasinya dah seminggu yg lalu beredar !"
Desimah Yusraini

"Mari beli beras lgsg dr kilang padi terdekat.ayoo media,caritau dan kasi solusi."
Fina Ginting

"Jangan heran para pemburu Rupiah ngga' heran lg,biji kopi yg blm di gongseng ceritanya srg di campur serbuk semen."
Regar Margana

"Demi mendapatkan hasil finansial yg lebih tinggi, nyawa manusia jadi taruhan. Sungguh perbuatan yg sangat terkutuk & perlu sanksi yg berat."
Cesc Fadlee Dong-chul

"Negara kita sengaja bos dirusak dari segi manapun....dari makanan....minuman obat obatan...itu semua karna yang mimpin negri ini ngak beres"
Torang Silaban

"SeLain masyarakat hrs berhat-hati, pemerintah juga hrs menindakLanjuti hal tsb sbLum ada jatuh korban dgn menginspeksi pasar secara rutin !!!"
Sehat S M Silalahi

"Seharusnya masalah begini harus cepat-cepat diatasi,mau berapa orang lagi yang kena akibat ulah mereka yang hanya mementingkan diri nya saja."
Vera Prastika Hutauruk

"Beras produksi indonesia masih bagus loh,apalagi beras kampung yang di panen oleh petani kita, walaupun agak kotor sedikit yang penting kwalitasnya tidak kalah.,mantap tuh. "
Harun Al Rasyid

Black Berry Messenger :


"Wahhh,sungguh amat mengerikan.terlalu pintar jg bs salah gunakan. *pensive* *pensive*"
Suyamti

"Ampun dah nanggung amat kalo mau nyiksa rakyat engga sekalian aja tembak mati rakyat kecil,pake nambahin zat berbahaya di beras. Mana direktorat pajak & dinas kesehatan yang tugasnya ngawasin beras import. #hidup medan bisnis"
Arbain

"Msa sih gk snggup bli tuch mesin, pdhal pndpat indonesia tdk sdkit dlm bbrp devisa dll,, jd, ap ygg murni drii indonesia,untk indonesia? Prhatian pmerintah sngat kurang, d saat pmeriantah mberi prhatian dsaat itu pula trlambat,,,tnggu bnyk korban jiwa sprtinya."
DiaS Kahfi

"Satu2nya langkah menghetikan ini pemerintahlah yg harus turun tangan untuk mengawasi kepada pihak yg melakukan kecurangan ini. Karena beras adalah bahan pokok utama kita.sudah seharusnya ada sanksi yg tegas dan BPOM mengawasi perkembangan beras yg d jual d pasaran."
Tama Azaa Nst

"Gawat sekali jika beras yang kita makan selama ini mengandung zat yg berbahaya seperti klorin. Rakyat Indonesia sudah miskin, banyak yang kurang gizi, ehh malah makanan pokok seperti beras saja ditambah klorin untuk memperindah bentukk fisiknya. Kepada pemerintah harus menindak tegas pada pedagang dan pengusaha berass yang nakal, jangan sampai generasi mudah Indonesia banyak yang kurang gizi dan sakit lalu mati karena berass yang kita makan tak sehat dan malah berbahaya karena mengandung Racun. Kami rakyat Indonesia ingin Sehat. Apa yang mau kami makan. Ketika beras saja sudah berbahaya untuk dikonsumsi."
Yoga Natadiningrat

"Beras cantik memang tak selamanya bagus. Itu terbukti dengan banyaknya kandungan pemutih dalam beras. Sehingga untuk mengurangi zat berbahaya dalam hal ini klorin kita harus mencuci beras berulang kali. Walau hal itu bisa mengurangi vitamin yang ada diberas tsbt. Indonesia sebagai negara agraris seharusnya malu karena tidak bisa memenuhi konsumsi beras dalam negeri. Al hasil kita mengimpor beras. Nah ini beras - beras imporan ini banyak mengandung klorin yang berbahaya bagi konsumen jika dikomsumsi. Bea Cukai sebagai pengawas juga acap kali membiarkan hal tsb. Entah apa alasannya. Inilah lemahnya negara kita membiarkan hal yang buruk dikonsumsi warganegaranya. Pemerintah harus bertindak cepat."
Randa FH

"Beras bercampur klorin sangat membahayakan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan razia pasar. Namun, yang perlu dicermati dalam kasus beras bercampur klorin ini, kenapa bisa lolos dari importir? Sementara beras berklorin itu banyak yang datang dari Vietnam. Apa untungnya beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin di pasarkan? Yang iyanya hanya membunuh masyarakat luas khususnya masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah secara perlahan-lahan. Untuk itu, saya berharap Indonesia yang memiliki banyak lahan dan seharusnya difungsikan lagi, agar beras tidak perlu di import dari negera-negara lain. Berdikari jauh lebih baik apalagi Indonesia yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruas. Hentikan impor tapi perkuat kemandirian, setelah mandiri secara otomatis akan mengekspor."
Bukit Bebera Ribuna S.Sos

"Yang saya tahu penggunaan zat Klorin berlebihan digunakan sebagai alat pemutih kertas dan tekstil, sedangkan reaksi yang dapat langsung terlihat secara kasat mata jika dimakan manusia adalah akan terasa mual dan muntah-muntah. Secara ekonomi hal ini hanya menguntungkan sebelah pihak saja, sedangkan secara kesehatan sangat merugikan masyarakat banyak, namun sepertinya keadaan ini seperti air mengalir tanpa ada halangan maupun tindakan tegas dari pihak yang berwajib. "
Husni Hastina

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/03/19/85426/duh_indonesia_negara_yang_campur_klorin_dalam_beras/#.UykEHSejLFw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar