Rabu, 12 Maret 2014
Sektor pertanian masih menjadi salah satu andalan dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Salah satu daerah yang perekonomiannya mengandalkan sektor pertanian yaitu daerah Nagari Gurun, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Nagari Gurun salah satu sentra produksi beras di Kabupaten Tanah Datar.
Dengan luas lahan sawah mencapai 444 hektare, termasuk 80 hektare di antaranya lahan sawah tadah hujan. Saat proposal pengajuan bantuan yang diajukan kepada Bank Indonesia (BI) pada 2012, sarana infrastruktur di sana khususnya pengairan banyak yang membutuhkan perbaikan. Setelah diteliti ternyata panjang irigasi yang rusak mencapai kira-kira 20 km dan terkendala tidak ada dana untuk perbaikan.
Kondisi ini berdampak pada penurunan produktivitas padi dan pendapatan petani yang secara tidak langsung dalam skala lebih besar dapat memengaruhi kestabilan harga beras di Tanah Datar. Kemudian masyarakat Nagari Gurun sepakat untuk mengorganisasi kelompok tani yang ada di Nagari dengan membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gema Terpadu. Kepala Wali Nagari Darlis Duri mengatakan, Gapoktan Gema Terpadu didirikan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Anggota Gapoktan yang terdiri atas 17 kelompok tani dengan anggota kira-kira 501 anggota. Tahun itu juga Bank Indonesia memberikan bantuan untuk kelompok Gapoktan Gema Terpadu melalui Program Sosial BI (PSBI) dengan maksud mendorong optimalisasi peran dan fungsi Gapoktan atau lembaga distribusi pangan masyarakat dalam mendukung kestabilan harga beras, mendorong program pembangunan khususnya di bidang ekonomi dan pertanian, mendorong peningkatan produktivitas padi melalui fasilitas saprodi, serta menguatkan kelembagaan dan tata kelola Gapoktan melalui pelatihan manajemen.
Menurut Darlis, bantuan yang diberikan BI kepada kelompok Gapoktan Gema Terpadu sangat bermanfaat sekali. ”Saya benar-benar berterima kasih, bantuan yang diturunkan oleh BI sangat membantu kami,” kata Darlis saat KORAN SINDOmenemui dia di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat belum lama ini. Dari 444 hektare keseluruhan sawah Nagari, termasuk sawah tadah hujan, sebelum dibantu BI hanya sekitar 369 hektare yang teririgasi. Namun, ketika sudah mendapat bantuan dari Bank Indonesia, sekitar 424 hektare sawah sudah bisa teririgasi.
Sementara sisanya digunakan untuk tanaman palawija. Wakil Ketua Gapoktan Gema Terpadu Yasril mengungkapkan, ada dampak bantuan PSBI di Nagari Gurun terlihat seperti peningkatan produksi padi 500 ton Gabah Kering Panen (GKP). Tercatat penambahan frekuensi di beberapa kelompok tani dari satu kali menjadi dua kali. Frekuensi panen di semua kelompok tani menjadi tiga kali dalam setahun. ”Dengan pelaksanaan BI, bisa mencapai dua kali atau 2,5 kali panen. BI juga membantu kami dalam penyediaan alat-alat mesin pertanian,” ujar Yasril.
Kepala Kantor Perwakilan VIII Bank Indonesia Mahdi Mahmudi menuturkan, pihaknya melakukan verifikasi awal terhadap pihak-pihak yang akan diberikan bantuan. Beberapa kriteria yang ditetapkan BI antara lain komitmen dari penerima, keseriusan, dan efek yang akan ditimbulkan dari bantuan tersebut. Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menambahkan,
Bank Indonesia memiliki program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dinamakan Program Sosial BI (PSBI) yang kegiatannya antara lain kegiatan bersifat sosial seperti membantu masjid, yatim piatu, dan bencana alam. Selain itu juga dalam bentuk beasiswa. ”Ada juga kegiatan yang sifatnya pemberdayaan masyarakat seperti terkait edukasi kepada masyarakat misal program ketahanan pangan, peningkatan produksi seperti percontohan, pangan, penanaman, peternakan, dan pendidikan,” ungkapnya saat ditemui di Padang.
KUNTHI FAHMAR SANDY
Tanah Datar
http://www.koran-sindo.com/node/374156
Tidak ada komentar:
Posting Komentar