Rabu, 3 Februari 2016
Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Jambi menggagalkan upaya penyelundupan 20 ton beras dari Malaysia dengan tujuan Provinsi Jambi. Direktur Polair Polda Jambi Kombes Yulius Bambang Karyanto di Jambi, (02/02), mengatakan kapal yang mengangkut beras selundupan itu ditangkap di perairan Muara Sungai Pengabuan, Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pada 31 Januari.
Beras selundupan tanpa merek tersebut diangkut dengan menggunakan Kapal Motor (KM) Diego Costa yang dinakhodai Zainudin, 45, warga Kabupaten Indra Giri Hilir, Provinsi Riau. Penangkapan tersebut bermula dari kecurigaan personel Ditpolair yang sedang berpatroli melihat sebuah kapal melintas. Saat diperiksa, kapal itu mengangkut jagung sebanyak 80 ton dan 20 ton beras. Untuk bawaan beras tidak terdaftar dalam manifes dan dokumen yang sah dari negara asal.
Dia menjelaskan, saat ini nakhoda masih diperiksa anggota Ditpolair Jambi dan belum ada penetapan tersangka pada kasus ini. Perkara ini juga menyangkut dengan kepabeanan terkait dengan izin membawa barang. Sementara itu, sedikitnya 120 ribu ton beras impor asal Vietnam dan Thailand sedang tersimpan di Gudang milik Bulog Divre Jawa Timur. “Beras hanya transit di Jatim kemudian diedarkan,” kata Wakil Kepala Perum Bulog Subdivre Surabaya Utara Agus Sutarto di Surabaya. Dia menjelaskan, beras itu akan disalurkan ke beberapa daerah.
“Yang transit itu sudah ada 120 ribu ton, yang tersalurkan sekitar 90 ribu ton. Itu untuk Indonesia timur dan juga wilayah barat seperti Medan, Kalimantan, Jawa Tengah juga,” ujarnya. Untuk penyaluran, sambung Agus, hanya bisa melakukan jika ada perintah dari pusat. Dia juga menjamin beras impor tersebut tak akan masuk ke pasar Jatim. “Jatim stoknya masih cukup sampai April, jadi tidak butuh beras impor. Jatim masih surplus. Kami tidak sampai makan beras impor, tapi provinsi lain membutuhkan. Untuk proses transit beras impor di Jatim, saya jamin aman,” katanya.
Harga naik
Harga beras di 10 Kabupaten/Kota Bengkulu terus naik mencapai Rp180 ribu dari Rp150 ribu per kaleng. Satu kaleng setara dengan 20 kilogram. Siti, 42, pedagang beras di Pasar Lubuk Pinang, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, mengatakan beras di pasaran di Kabupaten Mukomuko didominasi beras asal Sumatra Barat dan Lampung. Kenaikan harga beras juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah, sehingga Pemkab Klaten siap menggelar operasi pasar (OP) beras.
“Rastra (beras untuk rakyat sejahtera) sudah disalurkan, tapi harga belum juga turun. Karena itu, perlu digelar OP,” kata Kabag Perekonomian Pemkab Klaten Sri Hadi. Dengan OP, diharapkan harga beras turun. Saat ini, harga beras jenis IR-64 Rp9.500 per kg, C-4 Super Rp10.000 per kg, Mamberamo Rp10.500 per kg, dan Menthik Wangi Rp11.000 per kg. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat di Malang, Jawa Timur, meminta petani untuk menjual gabah hasil panen mereka ke Bulog karena Bulog harus tetap memiliki stok yang cukup dan mendistribusikannya ketika harga beras tinggi. “Bulog ini merupakan garda depan untuk menstabilkan harga pangan sehingga harus selalu memiliki stok yang cukup karena sewaktu-waktu harus melakukan OP pada saat dibutuhkan untuk menstabilkan harga beras,” kata Amran. (FL/MY/JS/BB/Ant/N-2)
http://mediaindonesia.com/news/read/27012/polisi-gagalkan-penyelundupan-beras/2016-02-03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar