Kamis, 25 Februari 2016
mataram -Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) NTBTGBZainulMajdi (43) berbicara keras di depan PresidenJokoWidodo (Jokowi) saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN). Dia mengkritik Bulog dan menolak masuknya beras impor di wilayahnya. Penolakan yang muncul karena bertentangan dengan kondisi masyarakat di NTB.
TGB yang merupakan kepanjangan dari Tuan Guru Bajang memberikan sambutan dalam acara HPN 9 Februari 2016 lalu di Mandalika, NTB. Hadir dalam acara itu, sejumlah insan pers sampai Jokowi dan ibu negara Iriana. Saat memberi sambutan, TGB tak hanya menceritakan sejumlah perbaikan di NTB, namun juga mengkritik kinerja Bulog. Menurutnya, Bulog tak menyerap dengan sempurna produksi pangan di NTB, namun di sisi lain, lembaga pengatur urusan pangan tersebut malah merekomendasikan impor.
Karena itu, sampai saat ini, dia menolak bila ada beras impor yang masuk ke NTB. Alasannya jelas, produksi beras di NTB surplus setiap tahunnya, sehingga beras impor tidak diperlukan.
"Kami menolak, karena produksi lokal cukup. Setiap tahun itu surplus lebih dari 600 ribu ton. Seharusnya itu diserap oleh Bulog," tegasnya kepada detikFinance saat berbincang di rumah dinas di Mataram, NTB, Rabu (24/2/2016).
Saat panen raya, kata TGB, seharusnya Bulog menyerap semua hasil petani. Harganya pun masih dalam rentang yang wajar dan sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP). Dengan demikian, ketika sedang tidak panen, maka stok tersebut bisa dipakai, tidak perlu impor.
"Saya selalu bilang, berhentilah menggunakan dalih kurang stok untuk kemudian mengimpor," paparnya.
Pria yang menghabiskan S1, S2 dan S3 di Universitas Al Azhar Kairo ini menyebut ada sejumlah upaya untuk memasukkan beras impor ke NTB. Caranya, menjadikan pelabuhan NTB untuk pintu masuk beras ke NTT. Lalu karena tak diberi izin, kini ada upaya masuk lewat Surabaya, namun tetap ditolak TGB.
Akibat larangan beras impor masuk ke NTB, muncul isu raskin yang belum terdistribusikan. Menyiasati hal ini, Zainul mengirim surat pada Kepala Bulog dan Menteri Pertanian agar membeli beras hasil dari petani. Dia yakin, ada stok cukup banyak di bulan Februari ini, dan bisa memenuhi kebutuhan msayarakat.
"Memang ada masalah harga sedikit, tapi itu bisa di-adjust. Kenapa membeli harga lebih mahal sedikit untuk rakyat tidak mau, tapi buat petani negara lain mau?" Cetusnya.
(mad/ang)
http://finance.detik.com/read/2016/02/25/111123/3150688/4/gubernur-ntb-dan-perlawanan-terhadap-beras-impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar