Jakarta -Para petani jagung sempat menikmati harga tinggi di Desember 2015-Januari 2016 saat Kementerian Pertanian (Kementan) menahan ratusan ribu ton jagung impor di pelabuhan.
Namun, harga jagung lokal kini sudah mulai turun lagi setelah pemerintah akhirnya membebaskan 445.500 ton jagung yang ditahan untuk menstabilkan harga pakan ternak ayam. Sebab, kenaikan harga pakan ternak yang 50% komponennya adalah jagung membuat harga daging dan telur ayam ikut melonjak.
Sementara ratusan ribu ton jagung impor masuk, pada akhir bulan ini panen raya jagung di dalam negeri juga akan tiba, para petani pun khawatir harga jagung di tingkat petani merosot hingga di bawah biaya pokok produksi (BPP) seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Sebentar lagi panen raya mulai akhir Februari. Kalau dulu (harga jagung petani) tahun lalu saja jatuh sampai Rp 2.200/kg saat panen raya, ini harus diantisipasi," kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (6/2/2016).
Karena itu, pihaknya meminta Perum Bulog untuk turun tangan menjaga harga jagung di tingkat petani. Kata Winarno, Bulog juga telah berkomitmen untuk menjadi stabilisator jagung, sudah ada kesepakatan kerjasama antara KTNA dan Bulog.
"Kita sudah sepakat kerjasama sama Bulog. Sudah ada Satker (Satuan Kerja) jagung Bulog-KTNA. Nanti melalui Satker akan kita informasikan ada panen di wilayah mana, Bulog akan serap jagung dari petani," tuturnya.
Berdasarkan perhitungan sementara yang dilakukan oleh KTNA dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, idealnya harga jagung dengan kadar air 14% diserap Bulog dengan harga Rp 3.500/kg. "Jumat (5/2/2016) kemarin dibicarakan dengan BKP, kita hitung-hitungan jagung dengan kadar air 14% itu Rp 3.500/kg," tutupnya.
(hns/hns)
http://finance.detik.com/read/2016/02/06/194632/3136535/4/bulog-diminta-serap-jagung-lokal-dengan-harga-rp-3500-kg-dari-petani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar