Senin, 04 Januari 2016

Impor Gula Kristal Putih Dinilai Tepat

Senin, 04 Januari 2016

Kalangan asosiasi gula meilai keputusan pemerintah untuk mengimpor 200.000 gula Kristal putih (GKP) sudah tepat karena saat ini stok gula sudah menipis dan hasil taksasi menunjukkan produksi gula konsumsi di bawah target yang ditetapkan pemerintah.

Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Yadi Yusri Yadi, mengatakan taksasi menunjukkan hasil 2,49 juta ton gula Kristal putih. Per awal Desember, stok gula hanya 900.000 ton, tidak mampu menutupi kebutuhan hingga musim giling yang akan datang.

“Kebutuhan per bulan itu sekitar 230.000-250.000 ton. Stok yang ada katakanlah hanya cukup sampai Maret saja. Nah tentu perlu menutupi kebutuhan April karena musim giling belum mulai,” kata Yadi akhir pekan lalu.

Dia pun menilai memang lebih baik pemerintah mengimpor gula Kristal putih meski tidak ada nilai tambah di dalam negeri. Pasalnya, jika yang diimpor adalah gula mentah (raw sugar) lalu diolah oleh pabrik gula rafinasi, maka peluang kebocoran gula rafinasi ke pasar akan meingkat.

Di sisi lain, jika mengimpor gula mentah, sulit untuk memberikan hak pengolahannya pada pab­rik gula konsumsi karena saat ini pabrik sedang masa idle capacity sehingga untuk mengoperasionalkan pabrik mem­butuhkan biaya yang sangat besar.

Sebelumnya, Perum Bulog menilai, impor gula kristal putih yang akan direalisasikan pada 2016 ditujukan untuk menjaga stabilitas harga jual di pasaran, seiring dengan menipisnya pa­sokan gula untuk konsumsi mas­yarakat. “Kami telah menyiapkan anggaran senilai Rp18 miliar untuk mengimpor gula kristal putih tersebut,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.

Sembari menunggu izin im­por, saat ini Bulog tengah menjajaki kualitas dan harga gula di sejumlah negara antara lain Thailand, Brasil, dan India. “Kalau dari sisi anggaran yang disediakan tidak banyak, hanya Rp18 miliar. Tapi eksekusinya menunggu penugasan resmi. Impor ini murni untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jual,” papar Djarot.

Meskipun ditujukan untuk menjaga stabilitas harga, namun pemerintah melalui Kemenko Perekonomian telah menetapkan kuota impor gula kristal putih untuk tahun depan maksimal sebanyak 200.000 ton.

Tahun ini, target produksi gula kristal putih diprediksi meleset, yakni hanya mencapai 2,5 juta ton dari target yang dipatok sebanyak 2,6 juta ton.Adapun stok gula saat ini diperkirakan 600.000 ton. Ber­dasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata harga gula pasir nasional saat ini mencapai Rp12.950 per kg dan Rp13.300 per kg untuk kawasan Jakarta.

(bc-imq)

http://www.jurnalasia.com/2016/01/04/impor-gula-kristal-putih-dinilai-tepat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar