Rabu, 20 Januari 2016
Jakarta - Perum Bulog telah memasukkan 900 ribu ton beras impor atau mencapai 60% dari total kuota impor yang diberikan pemerintah sebanyak 1,5 juta ton. Beras impor tersebut berasal dari Vietnam dan Thailand. Hingga saat ini belum ada beras impor yang masuk ke pasar. Beras itu masih disimpan di gudang-gudang Perum Bulog sebagai cadangan. Apabila harga beras naik signifikan, sementara stok dari beras lokal tidak memadai untuk kegiatan operasi pasar (OP), barulah beras tersebut dikeluarkan oleh BUMN tersebut.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, hingga saat ini Perum Bulog baru mendapatkan izin kuota impor sebanyak 1,5 juta ton dari pemerintah yang berlaku mulai Oktober 2015 hingga Maret 2016. Keputusan impor diambil pemerintah untuk mengantisipasi kurangnya produksi (shortage) beras akibat cuaca ekstrem El Nino 2015 yang bisa memundurkan musim tanam. “Sudah masuk hampir 900 ribu ton, disimpan di gudang, semuanya dari Vietnam dan Thailand,” kata dia seperti dikutip dari Investor Daily di Jakarta, Rabu (20/1).
Wahyu mengatakan, impor bisa dilakukan dari empat negara yang telah memiliki kesepakatan government to government (G to G) dengan Indonesia, yakni Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Namun dengan melihat harga, kesanggupan suplai, dan faktor pengiriman, Perum Bulog memilih Vietnam dan Thailand untuk memasok beras ke Indonesia. “Kami sempat menjajaki impor dari Myanmar dan Kamboja. Itu dilakukan dengan pemikiran apabila ada masalah dengan Vietnam atau Thailand, misalnya keterlambatan pasokan. Tapi Vietnam dan Thailand sanggup dan kami juga pertimbangkan harga dan faktor teknis lainnya,” ungkap dia.
Sedangkan untuk impor beras dari Pakistan, kata dia, itu masih terlalu baru karena masih sebatas nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan Pakistan. Impor dari Pakistan mencapai 1 juta ton senilai US$ 400 juta untuk jangka waktu empat tahun (2016-2019). Dalam proses importasi sendiri, Perum Bulog baru bisa mengeksekusi setelah ada perintah tertulis dari pemerintah. “Jadi, pengadaan beras dari luar negeri tergantung perintah pemerintah, sejauh ini perintah tertulis ke kami bau yang pertama sebesar 1,5 juta ton, tapi kalau ternyata besok ada perintah lagi, kami siap laksanakan,” ungkap dia.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/342885-900-ribu-ton-beras-impor-masih-di-gudang-bulog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar