Sabtu, 09 Januari 2016

Bulog Butuh Pinjaman Rp3,5 Triliun

Sabtu, 9 Januari 2016

Jakarta, (Analisa). Di awal tahun ini, Perum Bulog men­da­pat tugas tambahan dari pemerintah untuk mengimpor gula dan jagung, dalam rangka menjaga stabilitas harga. Sebanyak 600 ribu ton jagung harus diimpor Bulog hingga Maret, kemudian 200.000 ton gula kristal putih (GKP) harus diimpor sebelum di­mulainya musim giling tebu di April.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wah­yu, memperkirakan pihaknya membu­tuh­kan pinjaman modal Rp3,5 triliun untuk penugasan impor jagung dan gula ini. Masing-masing Rp1,8 triliun untuk jagung, dan Rp1,7 triliun untuk gula.

Jagung akan diimpor dalam 2 tahap, ma­sing-masing tahap 300 ribu ton. Dengan asumsi harga jagung impor Rp3.000/kg, maka butuh modal Rp900 miliar untuk tiap tahap impor, Rp1,8 triliun secara keselu­ruhan.

“600 ribu ton jagung, kita impor 2 tahap, masing-masing tahap 300.000 ton. Jadi 300.000 ton dikali Rp3.000/kg jadi Rp900 miliar untuk sekali impor,” papar Wahyu, saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Kamis (7/1).

Lalu untuk impor gula, dasar asumsinya adalah harga GKP impor Rp7.500-8.500/kg. Impor dibagi dalam 2 tahap, masing-masing tahap 100.000 ton, maka tiap tahap membutuhkan dana kurang lebih Rp850 miliar. Total dana yang dibutuhkan adalah Rp1,7 triliun.

“Untuk impor 200.000 ton gula, kita impor 2 tahap juga. 100.000 ton dikali Rp7.500/kg- Rp8.500/kg, jadi Rp?850 miliar, jadi totalnya Rp1,7 triliun,” ucapnya.

Meski butuh modal hingga triliunan rupiah, Wahyu mengaku tidak khawatir. Dia berani memastikan bank-bank BUMN akan memberikan kredit, sebab ini penugasan dari pemerintah.

“Soal modal, ini kan penugasan, jadi pas­ti bank-bank BUMN mendukung kita seperti penugasan-penugasan lainnya. Saya optimis bank-bank BUMN mendukung, ?seperti saat penugasan impor daging sapi beberapa waktu lalu,” tuturnya.

Wahyu mengaku tidak kesulitan mencari pemasok gula dan jagung di luar negeri. Dirinya menjamin, Bulog bisa mengimpor jagung dan gula dengan mudah. “Penugasan ini tidak sulit, Bulog sudah ada pengalaman, apalagi gula, terakhir kita impor pada 2014 lalu.? Demikian juga jagung, pemasoknya sudah ada, tinggal kita hubungi saja,” tukas dia.

Dia mengakui, Bulog belum memiliki infrastruktur untuk menyimpan stok jagung, yaitu silo. Untuk mengatasi masalah ini, Bulog akan bekerja sama dengan perusa­haan swasta yang biasa mengimpor jagung dan memiliki silo.

Bulog akan menyewa fasilitas itu. “Me­nyangkut infrastruktur, fa­silitas para impor­tir kan pasti idle, jadi pasti kita kerja sama. Ini lebih efisien daripada kita harus investasi baru,” cetus Wahyu.

Saat ini, Bulog sudah mendapatkan rekomendasi izin impor dari Kementerian Pertanian. Izin impor masih diproses di Kementerian Perdagangan. “Penugasan sampai impor masih proses izin, sudah da­pat rekomendasi dari Kementan dan diajukan ke Kemendag,” tutupnya. (dtc)

http://analisadaily.com/ekonomi/news/bulog-butuh-pinjaman-rp35-triliun/203727/2016/01/09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar