Sabtu, 30 Januari 2016

Bulog Operasi Pasar Lewat RPH dan Katering

Sabtu, 30 Januari 2016

JAKARTA, KOMPAS — Untuk menstabilkan harga daging sapi, Perum Bulog menggelar operasi pasar melalui rumah pemotongan hewan dan menjual daging sapi beku secara langsung ke jasa katering, hotel, dan restoran. Bulog telah menyiapkan 2.500 sapi dan 650 ton daging sapi beku.

Direktur Komersial Perum Bulog Fadzri Sentosa, Jumat (29/1), mengatakan, 2.500 sapi impor yang didatangkan pada Oktober 2015 akan dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) di DKI Jakarta secara bertahap. Karkasnya akan dijual kepada pedagang seharga Rp 80.000-Rp 88.000 per kilogram.

Dengan begitu, Bulog memproyeksikan harga daging di Jakarta bisa turun menjadi Rp 105.000 per kilogram. Dari data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, Jumat lalu, rata-rata nasional harga daging sapi Rp 112.291 per kilogram, sedangkan di Jakarta rata-rata harga daging sapi Rp 118.182 per kilogram.

"Guna memastikan daging sapi dijual dengan harga wajar, Bulog dan pengelola pasar memonitor penjualan daging sapi tersebut di pasar-pasar," ujar Fadzri.

Bulog juga berupaya mengurangi permintaan daging sapi di pasar. Hal ini dilakukan dengan menjual daging sapi beku ke jasa katering, hotel, dan restoran. Untuk itu, disiapkan 650 ton daging beku, berasal dari impor dan pemotongan sapi impor. Daging beku ini dijual seharga Rp 88.000 hingga Rp 94.000 per kilogram.

Operasi pasar ini digelar Bulog untuk mengisi kekurangan pasokan daging sapi yang diperkirakan terjadi hingga akhir Februari atau sampai feedloter (perusahaan penggemukan sapi) menjual sapi ke RPH.

Sepakat menyuplai

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pemerintah memberikan kesempatan kepada pengusaha melakukan negosiasi harga sapi hidup dengan rekanan di DKI Jakarta untuk menyuplai ternak bagi kebutuhan daging di DKI Jakarta. Dengan kapal angkut ternak, ongkos angkut ditekan dari Rp 1,8 juta per sapi menjadi Rp 475.000 per sapi. Kuota pengiriman sapi sebaiknya dihapus.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ternak Antara Pulau Nusa Tenggara Timur Daniel Ong mengemukakan hal itu pada Jumat (29/1).

"Pengusaha lega. Dengan kesepakatan itu, tidak ada lagi harga yang sebelumnya ditetapkan Rp 30.000 per kilogram sapi hidup. Pengiriman juga tidak dimonopoli pengusaha tertentu. Jelas juga siapa yang menerima sapi di Jakarta, pengiriman sapi dengan kapal ternak harus diinformasikan satu pekan sebelum diangkut," tutur Daniel.

Pengiriman ke DKI Jakarta akan dilakukan pada 2 Februari dengan jumlah sesuai kapasitas kapal, yakni 500 ekor.

Di Jawa Timur, pasokan dari sentra produksi seperti Madura, Probolinggo, Malang, dan Jember juga terus berkurang. Ini karena peternak memilih menjual sapi ke sekitar Jakarta dan Kalimantan.

(HEN/MAS/KOR/WHO/ETA/ SEM/TAM/RAM/VIO/WIE/NIK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar