Liputan6.com, Washington - Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memprediksi Indonesia akan mengimpor 1,5 juta ton beras sepanjang 2014.
Itu karena USDA menaksir, Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak akan mampu memenuhi target produksi beras sebesar 3,85 juta ton pada akhit tahun ini.
Seperti dikutip dari Oryza.com, Jumat (2/5/2014), dengan prediksi tersebut, volume impor beras Indonesia dapat naik lebih dari dua kali lipat total impor pada 2013 yang mencapai total 650 ton.
Sesuai kebijakan yang berlaku, Indonesia diperbolehkan mengimpor beras hanya jika Bulog gagal memenuhi pasokan beras dalam enam bulan pertama setiap tahunnya.
Saat ini, Bulog menentukan target pengadaan beras seberat 3,85 juta ton, naik sekitar 20% dari target tahun lalu sebesar 3,2 juta ton.
Meski demikian, hingga Maret 2014, Bulog baru mampu menyediakan 86 ribu ton beras, meleset drastis sebesar 80% dari total 440 ribu ton pada periode yang sama tahun lalu.
Biasanya Bulog membeli padi atau beras dari petani pada saat harga pasar lebih rendah atau sama dengan harga beli resmi (Harga Pembelian Pemerintah/HPP) yang ditetapkan pemerintah.
Mengingat pemerintah sejauh ini belum menentukan HPP 2014, USDA memprediksi Bulog membeli padi dengan HPP tahun lalu.
Dengan kondisi sekarang, Bulog harus mampu menyediakan pasokan sedikitnya 2 juta ton hingga akhir tahun.
Sektor swasta hanya diperbolehkan mengimpor beras khusus seperti beras jamsmine, basmati, sushi dan beras khusus penderita diabetes.
Sementara untuk tahun ini, Bulog diprediksi mampu memproduksi 37,76 juta ton beras, naik dari 36,5 juta ton pada 2013 saat banyak padi yang rusak karena kebanjiran.
USDA juga memprediksi Indonesia akan kembali mengimpor beras seberat satu juta ton sepanjang 2015. Dalam periode yang sama, Bulog diperkirakan mampu memproduksi 37,7 juta ton beras. (Sis/Nrm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar