Rabu, 21 Mei 2014
Para mafia dinilai mengorbankan kepentingan nasional.
VIVAnews - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla berjanji akan membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan melalui penyusunan kebijakan pengendalian atas impor pangan.
Dalam visi dan misinya yang disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum, Jokowi-JK juga menyampaikan akan melakukan pemberantasan terhadap mafia impor. Menurut Jokowi-JK, para mafia sekadar mencari keuntungan pribadi atau kelompok tertentu dengan mengorbankan kepentingan pangan nasional.
Pengembangan ekspor pertanian menurut keduanya juga harus dilakukan berbasis pengolahan pertanian dalam negeri. Penanggulangan kemiskinan pertanian dan dukungan regenerasi petani juga akan dilakukan melalui pencanangan 1000 desa berdaulat benih hingga tahun 2019.
Dalam visi dan misi setebal 42 halaman yang telah diunggah di situs resmi KPU, Jokowi-JK juga menjanjikan peningkatan kemampuan petani dan organisasi tani serta memperbaiki pola hubungan dengan pemerintah. Terutama pelibatan aktif perempuan petani dan pekerja sebagai tulang punggung kedaulatan pangan.
Jokowi-JK juga menjanjikan pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan, transportasi serta pasar dan kelembagaan pasar secara merata. Rehabilitasi jaringan irigasi yang rusak terhadap 3 juta hektar lahan pertanian dan 25 bendungan juga akan dilakukan oleh keduanya hingga tahun 2019.
Visi Pertanian Prabowo-Hatta
Sementara Prabowo-Hatta dalam visi dan misinya juga menjanjikan akan mencetak 2 juta hektare lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan antara lain beras, jagung, sagu, kedelai dan tebu. Peningkatan produksi menurut Prabowo-Hatta dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang.
Selain membuka lapangan kerja, peningkatan produksi juga akan mempercepat pengembangan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan produktifitas pertanian rakyat, terutama tanaman pangan termasuk hortikultura, peternakan dan perikanan. Prabowo-Hatta dalam visi misinya setebal 9 halaman juga menjanjikan penambahan dana riset sebesar Rp 10 triliun dari APBN selama 2015-2019.
Peningkatan produktivitas pertanian rakyat di setiap kabupaten juga akan dilakukan jika keduanya terpilih mulai pada tahun 2015. Itu semua menurut Prabowo-Hatta akan disesuaikan dengan pengembangan koridor ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). (adi)
http://politik.news.viva.co.id/news/read/506116-melihat-visi-pertanian-prabowo-dan-jokowi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar