Selasa, 27 Mei 2014
SURYA Online, SURABAYA -Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Jawa Timur rupanya juga kesulitan menjual gula. Pada APril lalu, Bulog pusat membeli gula dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebanyak 9.500 ton.
Distribusi 9.500 ton gula kristal putih (GKP) itu terbagi untuk tiga zona yakni 1.500 untuk provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah, 6.000 ton sudah dipesan untuk kawasan di luar Jawa dan sisanya 2.500 ton untuk dijual di Jatim.
Ribuan ton gula itu ditempatkan di gudang Pabrik Gula (PG) Krebet Baru Malang milik RNI, di gudang bulog di Gadang - Malang dan di sejumlah gudang Bulog di Jatim.
Hingga minggu ketiga Mei kemarin, untuk penjualan di Jatim saja baru terserap 6 ton GKP. "Kami terus berupaya menjual gula baik partai maupun eceran. Namun kami memang ada kendala, antara permintaan dan penawaran tidak seimbang. Barang yang ditawarkan banyak, permintaan ya segitu saja. Jadi penjualan tidak maksimal," ujar Kepala Bulog Divre Jatim Rusdianto, Selasa (27/5/2014).
Ia mengakui jumlah stok gula di pasaran masih banyak. Sedangkan kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi. Ia tidak mengetahui penyebab lainnya kenapa GKP tidak terserap di pasaran.
"Apakah karena ada gula impor atau bagaimana. Pastinya karena ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran," imbuhnya.
Meskipun Bulog masih menyimpan ribuan ton gula, Rusdi tidak bisa membanting harga. Bulog pusat sudah mematok harga penjualan untuk harga pembelian partai Rp 8.900, sedangkan untuk harga eceran Rp 9.300 per kilogram. Di pasaran sendiri harga gula eceran berkisar antara Rp 9.300 - Rp 9.500.
Melihat range harga gula di pasaran, memang agak sulit gula Bulo diserbu oleh distributor ataupun retailer. Meskipun begitu, Rusdi mengaku tidak bisa membanting harga. "Nanti yang nomboki siapa," pungkasnya.
http://surabaya.tribunnews.com/2014/05/27/bulog-kesulitan-jual-gula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar