JAKARTA, KOMPAS.com - Melihat persoalan pangan baik itu distribusi pasokan, fluktuasi harga komoditas dan juga kebijakan impor yang terus berjalan.
Mantan Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menilai seharusnya pemerintah mengoptimalkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyeimbang dan menjaga stabilisasi.
"Negara sebesar indonesia, dengan berbagai persoalannya termasuk prouksi yg nggak merata sepanjang tahun, harusnya ada instrumen yang kuat menjaga stabilisasi. Stok harus merata di mana saja, instrumen ini yang melakukan siapa? Kalau mengandalkan swasta, nggak mungkin, pemerintah itu ya Bulog," ujarnya di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
"Jadi peran Bulog jauh dari pada impor, Bulog jadi pelaksana pemerintah dalam menjaga stabilitas," tutur Sutarto.
Sementara itu, Sutarto menambahkan terkait keputusan pemerintah mengimpor daging kerbau asal India sebanyak 10.000 ton, memang bukan keinginan Bulog tapi instrumen pemerintah.
"Jangan lihat bulognya. Ini kan instrumen pemerintah," papar Sutarto.
Sutarto menilao bila Bulog ditugaskan menjadi penyeimbang nantinya stok di Bulog mesti diperbanyak (impor). Pasalnya, pemasok daging saat ini kan pemainnya tidak banyak.
"Ini bukan monopoli. Pada persentase tertentu ada peluang juga untuk masyarakat lain yang bisa memasok daging. Bulog itu hanya penyeimbang, yang tujuannya bukan untuk memonopoli," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar