Kamis, 21 Juli 2016

Impor Jagung Diusulkan 1,5 Juta Ton

Kamis, 21 Juli 2016

JAKARTA, KOMPAS — Industri pakan ternak pada semester II-2016 mengajukan permohonan impor jagung 1,5 juta ton, naik 400.000 ton dari rencana semula 1,1 juta ton. Tahun ini produksi pakan diproyeksikan 16 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu, Rabu (20/7), saat dihubungi di Bogor, Jawa Barat, mengatakan, hasil rapat pada 14 Juli 2016 yang dihadiri para pemangku kepentingan di bidang pakan ternak memunculkan usulan perlunya tambahan impor jagung 1,5 juta ton pada semester II-2016.

Perum Bulog sudah menyampaikan usulan itu kepada kementerian terkait. Nanti, menteri terkait akan mengusulkan hal tersebut dalam rapat koordinasi bidang perekonomian.

"Teknisnya usulan dalam rapat harus oleh menteri, baik Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan maupun Menteri BUMN. Dalam rapat itu nanti, diputuskan berapa izin impor yang akan diberikan, tentunya setelah mempertimbangkan ketersediaan jagung produksi dalam negeri," ujarnya.

Setelah mendapat persetujuan dalam rapat, pelaksanaan impor dilakukan Perum Bulog. Setelah itu jagung impor tersebut akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan pakan ternak. Jagung yang diimpor di simpan di gudang Perum Bulog.

Dalam rapat Evaluasi Ketersediaan Versus Serapan Jagung Nasional pada Semester II Tahun 2016 di Perum Bulog pada 14 Juli 2016, dicapai beberapa poin kesepakatan.

Sisa impor

Rapat dipimpin Wahyu dihadiri perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, asosiasi pakan, Forum Peternak Layer Nasional, dan sejumlah pedagang jagung.

Beberapa poin hasil rapat antara lain sisa impor jagung Bulog sebanyak 44.000 ton diputuskan dijual ke perusahaan pakan yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) pada semester I-2016.

Produksi jagung nasional diperkirakan mencapai 24,6 juta ton jagung kering ladang. Adapun perkiraan ketersediaan jagung siap pakai pada semester II-2016 sebanyak 10,89 juta ton.

Serapan jagung oleh GPMT 4,6 juta ton dan Peternak Layer Nasional 1,6 juta ton, dengan kadar air 15-16 persen. Serapan tersebut terhitung sampai Februari 2016.

Produksi jagung dalam negeri diperkirakan cukup. Bahkan akan terjadi surplus produksi 1 juta ton sampai 3 juta ton.

Sulit mendapat gandum

GPMT mengajukan tambahan impor jagung 400.000 ton menjadi 1,5 juta ton karena salah satu anggotanya, PT Charoen Pokphand Indonesia, kesulitan mendapatkan bahan baku gandum untuk pakan ternak.

Impor gandum akan dihentikan disebabkan serapan jagung lokal oleh GPMT kurang maksimal. Adapun serapan jagung lokal per Juli-September 2016 oleh pedagang, dalam hal ini Seger Group, sebanyak 125.000 ton-150.000 ton. Sementara Uni Grain menyerap 100.000 ton.

Perum Bulog, sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai badan logistik, akan mengajukan rencana impor jagung 1,5 juta ton pada semester II-2016 sebagai stok penyangga nasional. Rencana itu akan diajukan dalam rapat koordinasi terbatas bidang perekonomian.

Ketua Umum GPMT Sudirman mengatakan, realisasi impor jagung semester I-2016 sebanyak 800.000 ton. Pengajuan semester II sebanyak 1,5 juta ton.

Impor jagung mengalami penurunan sekitar 500.000 ton. Namun, impor gandum untuk pakan naik dari 230.000 ton menjadi 2,5 juta ton. (MAS)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/160721kompas/#/18/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar