TARAKAN – Sesuai dengan Keputusan Presiden RI No.39/1978, tugas pokok Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau disingkat (Perum Bulog) antara lain adalah melakukan pengendalian harga beras, gandum, gabah, serta bahan pokok yang lain dengan tujuan untuk menjaga harga tetap stabil, baik bagi produsen atau konsumen.
Untuk mengontrol harga, khususnya beras, Bulog Tarakan saat ini tidak hanya sebatas mengontrol beras raskin saja, melainkan juga telah mulai mendistribusikan beras secara komersil yang dijual kepada masyarakat umum.
Kepala Perum Bulog Subdivre Tarakan, Syarifuddin Sila mengatakan, kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang berasal di intern Bulog Tarakan sendiri, namun sudah menjadi kebijakan pusat. “Program ini juga bukan merupakan hal yang baru, namun di Tarakan baru saja terealisasi. Jadi ketika ada perintah dari pusat, maka akan kami jalankan. Kan sudah ada SOP-nya,” jelas Syarifuddin Sila.
Mengenai teknisnya, Kepala Seksi Komersial Perum Bulog Subdivre Tarakan, Lendra Purba mengatakan, di Tarakan telah ada divisi baru yang menangani penjualan khusus di bidang komersil. Sehingga di Bulog telah ada yang mengatur dari segi bisnis. “Jadi tidak hanya mengurus raskin saja, sekarang telah ada untuk yang komersil,” ungkapnya.
Tujuan dari penjualan beras ini, bulog tidak hanya mengambil profit dari penjualan secara komersil, tetapi lebih kepada posisi membantu masyarakat Tarakan secara khusus. “Selama ini masyarakat tahunya Bulog hanya lebih ke pelayanan publik saja,” tuturnya.
Menurutnya harga beras yang berkualitas baik di pasaran, terkadang tak mampu dijangkau oleh kalangan masyarakat miskin. Dengan adanya penjualan secara komersil ini, yang salah satu tujuannya membantu pemerintah dalam memperkecil angka kemiskinan, diharapkan dapat berjalan baik.“Harga beras di pasaran dapat mencapai sekitar Rp 12 ribu per kilonya. Kami menjual beras yang berkualitas sama dengan harga Rp 8.800 untuk masyarakat umum, sedangkan untuk pedagang terdapat potongan harga karena untuk dijual kembali,” ujarnya.
Mengenai pedagang yang akan dirugikan terhadap penjualan beras yang relatif murah ini, Lendra mengatakan pertimbangan bukan untuk menjatuhkan pedagang. “Jadi tidak ada maksud untuk bersaing dengan para pedagang,” ungkapnya.
Dijelaskannya, posisi harga yang ditawarkan kepada masyarakat berada di tengah-tengah, yaitu antara harga beras yang paling tinggi dan harga beras yang paling murah. Artinya Bulog tidak menjatuhkan pedagang lainnya, juga tidak menyusahkan masyarakat yang tidak mampu. “Target kami adalah antara masyarakat dengan bulog berada di posisi yang selaras nantinya,” ungkapnya.
Jadi tidak hanya terbatas kepada masyarakat biasa saja, namun juga bisa untuk dijual kepada para pedagang karena beras ini bukan beras raskin. “Untuk masalah stok kami datangkan kiriman dari pusat,” ungkapnya.
Rencana akan ada 500 ton beras komersil yang akan didatangkan lagi. “Kami juga akan mendatangkan gula untuk dijual secara komersil,” pungkasnya. (*/asf/ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar