Jumat, 15 Juli 2016
Fajarnews.com, CIREBOn- Sejumlah gabungan kelompok tani (Gapoktan) di wilayah Jagapura Kec. Gegesik Kab Cirebon, mengeluhkan atas sikap Bulog yang tidak mau menerima gabah milik petani. Padahal, saat ini petani sangat membutuhkan biaya operasional saat musim tanam ini, terutama untuk membeli sarana produksi pertanian.
Hal itu disampaikan Ketua Gapoktan Citra Mandiri Desa Jagapura Kulon Kec. Gegesik, H Uug Khuzaeni. Menurutnya, para petani terpaksa sampai saat ini masih menyimpan gabah hasil panen, pasalnya, saat dijual ke Bulog, BUMN tersebut tidak mau menerimanya dengan alasan belum ada uang.
“Masa Bulog untuk membeli gabah para petani tidak bisa, dengan alasan tidak ada keungannya, ini sangat aneh, padahal, para petani saat ini sangat membutuhkan modal untuk operasional musim tanam seperti dengan membeli pupuk dan obat-obatan,” terang Uug kepada “FC”, Kamis (14/7).
Dikatakan, Gapoktan Citra Mandiri mempunyai 8 kelompok tani dengan masing-masing kelompok tani mempunyai 40 anggota. Serta luas area pertanian mencapai 500 hektar, sehingga pada saat musim tanam ini membutuhkan biaya untuk membeli pupuk dan obat-obatan.
“Untuk luas 500 hektar kita membutuhkan 50 ton pupuk dan obat-obatan dan itu harus dibeli, tetapi pihak Bulog tidak mau menerima gabah kami. Bulog mau membelinya tetapi dengan pembayaran tempo selama satu bulan. Ini sudah keterlaluan buat apa ada Bulog yang gunanya untuk membeli gabah petani, untuk menghindari para tengkulak,” tegasnya.
Diakuinya, banyak dari pihak tengkulak yang mau membeli dengan harga tunai tetapi nilainya sangat rendah sehingga sangat merugikan petani. Menurutnya, Gapotan Citra Mandiri mempunyai stok gabah mencapai 80 ton, tetapi sampai saat ini masih utuh belum terjual.
Dirinya sangat berharap kepeda pemerintah daerah untuk segera turun tangan, karena saat ini petani sangat membutuhkan biaya, jangan sampai para tengkulak lagi yang diuntungkan, tetapi para petani tetap sengsara karena harga gabahnya diterima tengkulak sangat rendah.
“Bagaimana mau menyukseskan swasembada pangan kalau seperti ini, petani harus jadi korban lagi karena harga gabah rendah saat dijual kepada tengkulak,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Jupri, anggota dari Gapoktan Citra Mandiri, dirinya bersama rekan-rekan petani lainnya saat ini sangat membutuhkan biaya untuk operasional musim tanam ini, sementara biaya itu hanya bisa didapat dengan menjual gabah padi kepada Bulog yang harganya sesuai dengan pemerintah.
Dijelaskan, banyak dari tengkulak yang menawarkan tetapi harganya sangat rendah hanya Rp 420.000,00 per kuintalnya sedangkan Bulog menerima dengan harga pemerintah sebesar Rp 460.000,00.
“Sehingga kami hanya mengandalkan kepada pemerintah, tetapi kalau seperti ini kami mendapatkan uang dari mana,” jelasnya.*
http://news.fajarnews.com/read/2016/07/15/12153/gapoktan.jagapura.sesalkan.bulog.tolak.gabah.petani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar