Minggu, 05 April 2015
JAKARTA. Badan Urusan Logistik (Bulog) kini tengah berjuang keras menyerap gabah dan beras milik petani. Kendati harus bersaing dengan para tengkulak dan pengusaha besar yang membeli gabah dan beras petani di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Bulog tak kehilangan akal.
Bulog memiliki sejumlah siasat yang dinilai ampuh. Salah satunya adalah pembayaran yang cepat atawa cash and carry dan tetap membuka gudang kendati hari libur seperti Sabtu, Bulog selalu siap membeli dan membayar petani.
Sebelum Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. tahun 2015 perihal kebijakan pengadaan gabah dan beras, pada 17 Maret 2015, Bulog ternyata telah mulai melakukan kontrak pengadaan sebanyak 50.744 ton beras nasional. Dari angka sebanyak itu, 31.074 ton beras telah direalisasikan sampai 1 April 2015 lalu.
Pada masa panen raya bulan April dan Mei 2015, Bulog akan jor-joran membeli gabah dan beras untuk meningkatkan stok Bulog. "Pada panen raya ini, kita akan tambah cadangan beras Bulog sebanyak-banyaknya," ujar Djoni Nur Ashari, Sekretaris Perusahaan Bulog, akhir pekan lalu.
Saat ini, stok beras Bulog memang tengah menipis tinggal 950.000 ton dari sebelumnya sekitar 1,4 juta ton pada awal tahun. Penurunan stok beras itu terjadi karena Bulog rajin melakukan Operasi Pasar (OP) pasca naiknya harga beras yang sempat menghebohkan secara nasional. Djoni bilang, stok beras Bulog saat ini bisa memenuhi kebutuhan beras nasional selama empat bulan ke depan.
Bulog juga telah menyiapkan saluran pengadaan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pembelian gabah dan beras sebanyak 83 unit. Bulog juga telah menyiapkan Unit Pengelolaan Gabah dan Beras (UPGB) sebanyak 132 unit, dan Mitra Kerja Pengadaan (MKP) sebanyak 1.338 dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 30 unit. Dengan strategi ini, Bulok memprediksi, bisa menyerap beras dan gabah sebanyak-banyaknya. Pada tahun 2015 ini, Bulog menargetkan bisa menyerap beras sebanyak 2,7 juta ton atau lebih rendah dari target sebelumnya 3,2 juta ton.
Menurut Djoni, saat ini, kondisi harga beras memang masih relatif tinggi atau di atas HPP. Berdasarkan Inpres yang diterbitkan Jokowi, Bulog akan membeli Gabah Kering Panen (GKP) Rp 3.700 per kilogram (kg), Gabah Kering Giling (GKG) Rp 4.600 per kg dan beras Rp 7.300 per kg. Jadi ketika harga beras berada di bawah HPP, Bulog melakukan penyerapan sebanyak-banyaknya.
Namun Djoni optimis seiring dengan Panen Raya pada bulan April-Mei 2015 ini, harga beras dan gabah akan turun mendekati HPP atau, sama dengan HPP dan bahkan di bawah HPP. "Nah saat itulah, kesempatan bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya," terang Djoni.
Bulog yakin seiring dengan panen raya ini, harga-harga gabah dan beras akan melandai. Itulah sebabnya, sambil menunggu kesempatan emas itu, Bulog telah mengerahkan semua sumberdaya yang dimlikinya. Baik itu mereka yang menjadi mitra kerja Bulog selama ini, dan Satuan Pelaksana Tugas terjun ke lapangan.
Nantinya, Bulog akan membuka gudanganya dan siap menyerap beras petani yang masuk serta membayarnya langsung ketika beras itu telah masuk ke gudang dan memenuhi kriteria yang ditentukan. Pada hari Sabtu, Bulog menjalin koordinasi dengan Bank Koresponden Bulog di daerah untuk tetap melayani pembayaran beras yang dibeli dari petani.
"Dalam hal ini, kelebihan Bulog adalah cash and carry. Begitu barang masuk gudang, langsung dibayarkan. Kami juga sudah meminta bank koresponden supaya tetap melayani pembayaran meski hari Sabtu. Ini strategi yang kami lakukan untuk fungsi penyerapan tahun ini," imbuh Djoni.
Herman Hidayat Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Bulog mengatakan Bulog saat ini dipimpin direksi baru yang masih segar. Karena itu, sebagai Direktur SDM ia berkomitmen meningkatkan pembinaan kepada seluruh karyawan Bulog di pusat dan daerah agar maksimal dalam melakukan penyerapan beras. Dengan memaksimalkan SDM yang mumpuni, ia yakin Bulog dapat merealisasikan apa yang diminta pemerintah agar bisa menstabilkan harga beras nasional.
Kepala Humas Bulog Divre Jawa Barat (Jabar), Sumarna Muharif mengatakan saat ini harga beras premium tertinggi di Bandung sebesar Rp 11.000 per kilogram (kg) di penggilingan, sedangkan terendah Rp 8.500 di Karawang.
Kendati begitu, Bulog Jabar tetap akan memaksimalkan penyerapan melalui mitra Dolog di daerah yang sebagian besar adalah pemilih penggilingan. Selain itu, gerakan Satgas Bulog juga dilakukan maksimal di daerah untuk melakukan penyerapan secara jemput bola. Satgas dioptimalkan dan bersinergi dengan mitra Dolog di daerah.
https://www.infovesta.com/infovesta/news/readnews.jsp?id=f34e8c4d-3c79-442f-b79b-6590ac02525e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar