Senin, 20 April 2015

Impor Pangan Bukan Solusi

Senin ,20 April 2015

Perlu Kurangi Konsumsi Beras

YOGYAKARTA – Menjelang terselenggaranya Asean Economic Comunity (AEC), Indonesia harus segera memikirkan cara lain supaya tidak terus menerus berpegang pada impor, khususnya untuk masalah pangan. Pasalnya, ketersediaan lahan pertanian akan terus menurun.

Di sisi lain, pertumbuhan penduduk terus meningkat, belum lagi dengan masalah perubahan iklim yang tidak menentu dan menganggu produktivitas pertanian. Hal tersebut terungkap dalam Seminar Nasional ”Kemandirian Pangan Indonesia Menyongsong ASEAN Economic Community (AEC) 2015” di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Dewan Pembina Perhimpunan Holtikultura Indonesia (Perhoti) Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto Msc dan pengamat sosial Dr Ichsanuddin Noorsy Bsc SH Msi sepakat tidak menjadikan impor pangan sebagai solusi mempertahankan pangan Indonesia dalam menghadapai MEA2015.

Mereka menyatakan impor pangan tak akan bisa bertahan lama dalam memberikan kesejahteraan rakyat. Selain itu, masih ada solusi lain yakni menurunkan kebutuhan konsumsi beras dan menggantinya dengan bahan makanan lokal yang diolah secara modern.

”Dari segi luas tanam padi, Indonesia merupakan negara terluas ketiga di dunia setelah India dan China tapi produktivitas padinya berada di nomor lima di dunia, posisi Indonesia di tingkat ASEAN masih kalah dengan Vietnam. Dilihat dari segi produksinya, Indonesia menempati posisi ketiga di dunia,” ujar Roedhy.

Swasembada Pangan

Namun, Indonesia masih melakukan impor beras karena konsumsi nasi terlalu banyak. Di Indonesia saat ini, satu orang menghabiskan 125 kg beras per tahun. Padahal di Malaysia saja, satu orang hanya menghabiskan 80 kg per tahun.

Itulah salah satu faktor kekurangan pangan terutama ketersediaan beras. Menurut Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, swasembada pangan tetap dibutuhkan dan harus dilakukan untuk ketahanan pangan. Ia pun tidak sepakat jika Indonesia harus mengikuti saran dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD – Organisation for Economic Co-operation and Development) yang lebih mengarahkan impor pangan.

”Karena tidak selamanya kita akan bisa bertahan dengan impor. Perubahan iklim dan populasi penduduk di seluruh dunia yang akan terus meningkat tidak akan bisa menjadikan impor pangan sebagai solusi di negeri kita.

Jadi lebih baik Indonesia tetap melakukan swasembada pangan. Selain itu juga menurunkan konsumsi nasi dan menggantinya dengan bahan pangan lokal lainnya, yang sudah diolah secara modern dan lebih bergengsi dari beras,” tandas Roedhy. (D19-78)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/impor-pangan-bukan-solusi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar