Senin, 13 April 2015
Jakarta, GATRAnews - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) segera turun ke lapangan untuk membeli gabah dan beras petani. Pasalnya, harga gabah saat musim panen ini sudah terjun hingga di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015.
Berdasarkan pantauannya di sejumlah sentra beras seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Sulawesi, harga gabah kering panen (GKP) petani sudah berada di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah, hanya berkisar antara Rp 3.300-3.500/kg. Padahal, Inpres No.5/2015 menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp 3.700/kg di petani. Karena itu, Bulog harus cepat menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP agar para petani tak merugi.
Diharapkan, Bulog segera turun ke lokasi-lokasi yang harga gabahnya sudah jatuh. Penyerapan yang dilakukan Bulog sampai saat ini dinilai masih minim. "Makanya Bulog harus turun tangan serap beras petani, sekarang belum maksimal," kata Amran kepada GATRAnews di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (13/4).
Sebelumnya, Bulog menyatakan bahwa hingga 1 April 2015 telah melakukan kontrak pengadaan sebanyak 50.744 ton setara beras. Dari kontrak tersebut, sebanyak 31.074 ton setara beras telah terealisasi. "Sebelum HPP beras ditetapkan pada 17 Maret, kita sudah menyiapkan langkah-langkah strategis sampai hari ini. Kita sudah membuka kontrak sebesar 50 ribu ton, realisasinya 31 ribu ton," kata Sekretaris Perusahaan Bulog, Djoni Nur Ashari.
Diakuinya, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras yang ditetapkan berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 masih di bawah harga pasaran sehingga menyulitkan Bulog dalam menyerap beras petani. Petani cenderung lebih memilih menjual berasnya pada tengkulak yang mau membayar di atas HPP. "Harga beras saat ini masih tinggi, menurut pengamatan kami masih di atas HPP," katanya.
Berdasarkan Inpres No.5/2015, Gabah Kering Panen (GKP) dihargai Rp 3.700/kg di petani dan Rp 3.750/kg di penggilingan. HPP untuk Gabah Kering Giling (GKG) sebesar Rp 4.600 di penggilingan dan Rp 4.650 di Gudang Bulog. Sedangkan HPP beras adalah Rp 7.300/kg. HPP beras ini naik 10 persen dibanding tahun lalu, namun harga pasaran beras sudah naik lebih dari 10 persen.
Pihaknya berharap harga beras bisa menurun seiring dengan datangnya musim panen hingga mendekati HPP. Dengan demikian, Bulog bisa menyerap beras petani sebanyak-banyaknya. "Mudah-mudahan biarpun harga masih tinggi, seiring panen raya harga akan melandai mendekati HPP. Itulah kesempatan kita untuk bisa menyerap sebanyak-banyaknya," tuturnya.
Untuk memaksimalkan pengadaan beras tahun ini, Bulog telah akan menempuh beberapa strategi. Berbagai saluran untuk pengadaan beras telah disiapkan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pembelian gabah dan beras sebanyak 83 unit, Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) sebanyak 132 unit, Mitra Kerja Pengadaan (MKP) yang sudah terseleksi 1.338, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) 30 unit. "Kita mengerahkan semua saluran, baik mitra kerja, Gapoktan, Satgas, UPGB, kita kerahkan ke lapangan," Djoni menjelaskan.
Jam kerja dan pelayanan Bulog pun ditambah pada hari Sabtu dan Minggu. "Bahkan kita membuka gudang setiap hari, Sabtu-Minggu pun kita buka. Kita sudah instruksikan agar hari libur pun tetap membuka pelayanan. Kita sudah koordinasi dengan bank koresponden kita untuk tetap melayani pembayaran pada hari Sabtu," tukas dia.
Selain itu, agar para petani lebih tertarik menjual beras pada Bulog daripada ke tengkulak, Bulog juga melakukan pembelian dengan cara 'cash and carry'. Begitu petani menjual berasnya, Bulog akan langsung membayarnya sehingga petani langsung memperoleh uang. "Kelebihan Bulog adalah gabah dan beras yang kita beli tidak pakai lama, cash and carry. Barang masuk gudang, sudah dicek kualitasnya, saat itu juga kita bayarkan," tutup Djoni.
http://www.gatra.com/ekonomi-1/perdagangan/142347-harga-gabah-terjun,-mentan-minta-bulog-segera-turun-tangan%E2%80%8F.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar