Selasa, 08 September 2015

Warga di Dua Pulau Terluar, Miangas dan Marore, Sulit Dapatkan Beras

Selasa, 8 September 2015
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memeriksa beras di Gudang Bulog di Ambon, Provinsi Maluku, Senin (7/9). Menteri Khofifah mengingatkan Bulog agar memperhatikan kualitas beras.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memeriksa beras di Gudang Bulog di Ambon, Provinsi Maluku, Senin (7/9). Menteri Khofifah mengingatkan Bulog agar memperhatikan kualitas beras. 
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

MANADO, KOMPAS — Krisis pangan terjadi di dua pulau perbatasan, yakni Miangas, Kabupaten Talaud, dan Marore, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Beras yang menjadi menu utama makanan warga sulit didapatkan. Krisis pangan itu sudah terjadi sejak akhir Agustus lalu setelah pasokan pangan ke dua pulau itu terhadang cuaca ekstrem gelombang tinggi di laut.

Hibor Banera (47), warga Miangas di Manado, Senin (7/9), mengatakan, minimnya ketersediaan beras memaksa warga mengonsumsi laluga, tanaman umbi-umbian. Laluga biasanya dimakan bersama daging kelapa yang sudah kering. Sebagian tanaman laluga pun nyaris mati akibat kekeringan. Laluga harus direbus minimal delapan jam agar dapat dikonsumsi.

Menurut Banera, krisis pangan terjadi setelah stok beras di Miangas menipis sejak pertengahan Agustus. Kapal perintis yang biasa berlayar ke Miangas dan Marore gagal masuk ke pulau itu dalam dua pekan belakangan karena terhadang gelombang tinggi. Harga beras di warung, kalau ada, Rp 20.000 per kilogram.

Banera mengatakan, terbatasnya beras dan laluga membuat sebagian warga eksodus, keluar mencari beras ke Manado.

Terkait kondisi di Miangas dan Marore, Kepala Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Utara Jemmy Kuhu mengatakan, pemerintah provinsi siap memasok beras ke tiga pulau perbatasan, yakni Miangas, Marore, dan Marampit. Sebanyak 40 ton beras siap dikirim ke tiga pulau itu menggunakan kapal perang.

Menurut Kuhu, Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang akan melakukan kunjungan kerja bersama unsur forum komunikasi daerah ke Miangas dan Marore, pekan ini. "Beras akan diangkut kapal perang bersama kunjungan terakhir Pak Gubernur ke perbatasan," katanya.

Sarundajang akan mengakhiri tugas sebagai gubernur selama dua periode pada 20 September.

Camat Miangas Maarisit, saat dihubungi melalui telepon, mengatakan, stok beras di gudang Dolog di Miangas kosong. Menurut dia, setiap tahun, Pemprov Sulut mengisi gudang itu.

Pulau Miangas terletak di ujung utara Indonesia, di perbatasan dengan Filipina, dihuni sekitar 800 jiwa. Selama 10 tahun ini, Pulau Miangas cukup maju dengan dibangunnya sejumlah prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan. Di pulau itu terdapat TK, SD, SMP, dan SMK Perikanan. Di Miangas juga ada puskesmas dengan sejumlah perawat. Pemerintah juga telah membangun bandar udara di Miangas yang ditargetkan selesai tahun depan.

Kadin Perhubungan Sulut Joi Oroh mengatakan, pembangunan bandara di Miangas menggunakan APBN hampir Rp 400 miliar. Bandara dibangun untuk mengatasi keterisolasian.

Gagal panen

Dari Bandar Lampung dilaporkan, kemarau panjang menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah di Lampung. Sedikitnya 4.567 hektar sawah mengalami puso (gagal panen).

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Lampung Indriatmoko mengatakan itu di Bandar Lampung, Senin. "Dari luas tanam 226.837 hektar, seluas 4.567 hektar mengalami puso. Apabila 1 hektar memproduksi 5 ton gabah, diperkirakan ada 22.835 ton gabah tidak bisa dipanen," ujarnya.

Indriatmoko mengatakan, selain sawah puso, 2.932 hektar sawah mengalami kekeringan berat, 4.614 hektar kekeringan sedang, dan 13.499 hektar kekeringan ringan.

Kekeringan melanda sawah yang telah ditanami padi dengan umur tanam berkisar 20 hari hingga siap panen. Kekeringan paling parah terjadi di Kabupaten Lampung Selatan.

Dari Purwokerto, Jawa Tengah, dilaporkan pula, persediaan beras di pasaran menyusut karena petani cenderung menahan hasil panen musim gadu untuk cadangan pangan selama masa paceklik. Oleh karena itu, Perum Bulog Subdivre IV Banyumas siap menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi harga beras yang meningkat hingga 20 persen sejak sebulan lalu.

Kepala Perum Bulog Subdivre IV Banyumas Setyo Wastono, Senin, mengatakan, harga beras medium IR 64 di pasaran saat ini sudah berkisar Rp 9.000-Rp 9.250 per kilogram (kg). Padahal, saat musim panen raya, harganya masih sekitar Rp 7.500 per kg.

Di Ambon, Maluku, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengingatkan Bulog agar menjaga kualitas beras untuk keluarga sejahtera yang sebelumnya disebut raskin. Hal itu dilakukan melalui fumigasi secara rutin, serta penyaluran dengan manajemen pergudangan yang menggunakan sistem first in first out. Khofifah mengatakan itu saat mendatangi gudang Bulog di Ambon, didampingi Gubernur Maluku Said Assagaff.

(AYS/GER/ZAL/RWN/FRN/GRE)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150908kompas/#/22/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar