Selasa, 01 September 2015
Jakarta -Pelaku importir daging beku swasta mempertanyakan keputusan pemerintah berencana menugaskan Bulog mengimpor hingga 10.000 ton daging sapi beku.
Menurut importir, daging sapi hanya bisa diimpor untuk keperluan horeka atau hotel, restoran, dan katering. Selain itu, daging beku tidak bisa dijual bebas ke pasar umum seperti rencana Bulog untuk operasi pasar.
"Izin daging dikasih penugasan impor ke Bulog alasannya apa? daging itu yang impor hanya boleh dijual ke horeka. Tidak boleh dijual di pasar-pasar," tanya Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (APIDI) Thomas Sembiring, ditemui usai rapat dengan komisi IV DPR, Selasa (1/9/2015).
Thomas justru mempertanyakan langkah pemerintah yang dinilainya akan melanggar aturan seperti tertera dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 139 tahun 2014 tentang pemasukan karkas daging, dan/atau olahannya ke dalam wilayah Indonesia.
"Itu kan malah melanggar aturan. Ada Permentan Nomor 139 impor daging hanya untuk horeka dan industri pengolahan. Impor secondary cut kan dilarang. Tapi pemerintah malah bilang, kalau perlu boleh. Ada something wrong," ujar Thomas.
Ia menilai alasan pemerintah mengambil langkah menugaskan Bulog mengimpor daging sapi beku untuk stabilisasi harga, bukan menyelesaikan masalah.
"Kalau alasannya untuk stabilisasi harga, lepas aja semua siapa mau impor bebaskan saja, bukan melalui Bulog. Selama ini yang menjalankan siapa? kan importir. Pemerintah ini malah mau melanggar," imbuhnya.
Thomas juga mengkritik rencana pemerintah mengimpor sapi siap potong melalui Perum Bulog. "Itu juga ada ketentuan harus digemukkan minimal 4 bulan. Kalau Permentan ya memang setiap hari pun bisa diubah," jelasnya.
Lonjakan harga, menurut Thomas tidak bisa diatasi hanya dengan impor daging sapi oleh pemerintah. "Kalau mau stabilisasi harga, kenapa nggak lepas aja lagi boleh impor secondary cut. Jual ke pasar umum. Tentu bukan itu yang kita mau. Pemerintah lihat dulu kita (importir), mampu nggak stabilkan harga. Kalau ngga mampu, baru suruh Bulog. Masih mampulah kita," tuturnya.
Thomas membandingkan, harga daging sapi di pasaran tahun lalu tidak banyak gejolak karena suplai cukup. "Kan 2014 ngga banyak gejolak harga karena supply-nya cukup. Sekarang katanya stok dalam negeri cukup. Tapi tahu-tahu BUMN suruh impor sapi potong bahkan daging. Ini kan ada something wrong," katanya.
Namun menurut Thomas, Aspidi belum memberikan sikapnya mengenai rencana impor daging sapi oleh pemerintah melalui penugasan ke Bulog. "Nanti berunding dulu kita. Belum keluar kan ijin impor daging dari Kemendag. Baru rekomendasi dari Kementan. Tunggu dulu lah izin dari perdagangan. Siapa tau besok berubah lagi," ujar Thomas.
Terkait swasembada daging, Thomas melihat Pemerintah terlalu berambisi swasembada daging segera. Namun kebijakan yang disusun belum pas.
"Pemerintah ambisi segera swasembada daging. Pernah mencanangkan swasembada daging 2014. Tidak tercapai lalu alasan salah data. Kalau cuma mau swasembada kan pangkas saja impornya besar-besaran. Swasembada kan impor hanya 10%. Tapi bukan itu yang diinginkan," tambahnya.
http://finance.detik.com/read/2015/09/01/190351/3007286/4/1/importir-swasta-protes-bulog-bakal-dapat-izin-impor-daging-beku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar