Sabtu, 26 September 2015

Pemerintah Yakin Stok Aman

Sabtu, 26 September 2015

Penyerapan Beras Premium Terhambat

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menggelar rapat tertutup terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (25/9) siang. Salah satu topik pertemuan itu membicarakan masalah ketersediaan stok pangan. Pemerintah menyatakan stok pangan aman.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan ada ancaman El Nino yang bisa mengoreksi stok pangan nasional. Saat ini, kata Teten, stok beras di Perum Bulog relatif aman. Keputusan pemerintah apakah jadi mengimpor beras atau tidak, akan disesuaikan dengan kebutuhan yang sebenarnya.

"Yang penting Presiden meyakinkan stok beras harus aman, cukup, dan harganya tidak membebani masyarakat," kata Teten seusai pertemuan.

Teten berpendapat, isu penting di balik kondisi yang berkembang saat ini bukan pada kebijakan pemerintah impor tidak impor beras. Hal terpenting adalah menjaga agar kebutuhan masyarakat tercukupi. "Distribusinya harus baik dan harganya terjangkau rakyat. Di satu sisi, saat ini pemerintah sedang menganalisis seberapa besar dampak El Nino terhadap stok pangan nasional.

Terkait situasi itu, pemerintah menaruh perhatian serius pada daya beli masyarakat agar terjaga baik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu. Memang salah satu topik pembicaraan terkait bahan pangan. Namun, Presiden pada pertemuan terbatas itu lebih banyak berdiskusi tentang kondisi terkini.

content

Penyerapan terganggu

Penyerapan beras kualitas premium di Jawa Tengah bagian selatan sejak dua pekan terakhir terus menurun. Kebijakan pemerintah menurunkan harga tebus beras premium oleh Perum Bulog menyebabkan pedagang kesulitan menyerap gabah dan beras dari petani.

Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Faturrahman mengatakan, sejak 11 September, harga tebus pembelian beras premium oleh Perum Bulog turun dari Rp 9.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 8.750 per kg. Akibatnya, penyerapan gabah di tingkat petani menurun.

"Penyerapan pedagang terhadap beras atau gabah menurun drastis hingga 50 persen. Saya, contohnya, biasanya sehari dapat membeli hingga 10 ton, tetapi saat ini hanya bisa menyerap sebanyak 5 ton," ujar Faturrahman yang juga pedagang beras mitra Perum Bulog tersebut.

Evi Saesih (45), pedagang beras di Pasar Manis Purwokerto, mengaku sebulan terakhir hanya menjual beras kualitas premium karena sulit memperoleh beras kualitas medium. Saat ini, harga beras kualitas premium dan medium sudah tidak terlalu banyak berbeda. (GRE/NDY)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150926kompas/#/19/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar