Selasa, 29 September 2015

Beras Premium Disiapkan untuk Operasi Pasar

Selasa, 29 September 2015

Presiden Minta Stok Bulog Ditambah

Berbagai jenis beras dijual di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin (28/9). Beberapa hari terakhir,  harga beras naik dari Rp 8.800 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kg.


Berbagai jenis beras dijual di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin (28/9). Beberapa hari terakhir,  harga beras naik dari Rp 8.800 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kg. 
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

JAKARTA, KOMPAS — Perum Bulog menyiapkan 300.000 ton beras dari hasil pembelian komersial untuk operasi pasar di lima kota besar pada awal Oktober 2015. Bulog memakai beras kualitas premium karena stok beras medium terbatas pada saat harga beras sedang tinggi.

Operasi pasar akan dilakukan di Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Semarang. Beberapa hari terakhir, harga beras di kota-kota itu tinggi dan diperkirakan naik terus.

Bulog belum memastikan harga beras dalam operasi pasar tersebut. "Soal harga masih dibicarakan, diperkirakan Rp 8.000- Rp 9.000 per kilogram. Kami tidak akan mencari keuntungan," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu kepada Kompas, Senin (28/9).

Berdasarkan data Bulog, stok beras Bulog saat ini 1,8 juta ton, yang terdiri dari 1,1 juta ton beras sejahtera dan 700.000 ton beras premium. Stok diperkirakan cukup hingga 6 bulan mendatang. Bulog akan menyalurkan 500.000 ton beras sejahtera pada Oktober dan November 2015.

Wahyu mengakui, Perum Bulog kesulitan menyerap beras petani dengan skema public service obligation (PSO). Sebab, harga beras medium petani saat ini lebih tinggi daripada harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp 7.300 per kg.

Dengan skema komersial, Perum Bulog menyerap beras petani dengan harga rata-rata Rp 9.000 per kg. Namun, saat ini serapannya sangat terbatas karena sudah memasuki akhir musim gadu. "Kami perkirakan hanya mampu menambah 50.000 ton beras untuk tiga bulan ke depan," ujarnya.

Stok minim

Presiden Joko Widodo mengakui stok beras di Perum Bulog minim. Stok itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Tiongkok yang sebanyak 40 juta ton dan Filipina 2,5 juta ton.

"Filipina yang jumlah penduduknya sekitar 90 juta orang memiliki stok beras 2,5 juta ton," kata Presiden di hadapan pengusaha beras dan penggilingan padi di Istana Negara, Jakarta.

Presiden berharap Bulog memiliki stok di atas 10 juta ton. "Bulog harus membeli hasil produksi petani. Tidak ada alasan gudang sudah penuh, harus ada perkiraan berapa gudang yang harus disiapkan," katanya.

Kementerian Pertanian mendorong percepatan musim tanam pada Oktober ini di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Lampung. Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, langkah itu untuk menjaga kesinambungan produksi beras, khususnya pada Desember-Januari yang biasanya paceklik.

Saat ini El Nino memasuki kategori kuat dan diperkirakan kembali menguat pada Oktober. Kekuatan fenomena ini berpeluang turun bertahap mulai akhir November. Dampak kekeringan seperti yang terjadi di wilayah Indonesia kemungkinan bertahan hingga Oktober, sebelum hujan mulai turun pada November.

"Sekarang, Indeks El Nino pada angka 2 derajat celsius, tepat di batas indeks kuat," tutur Kepala Subbidang Analisis dan Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Ardhasena Sopaheluwakan.

(HEN/MAS/NDY/WHY/JOG/YUN)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150929kompas/#/19/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar