Senin, 09 November 2015

Stok Beras Medium Mulai Berkurang

Senin, 9 November 2015

JAKARTA, KOMPAS — Beras kualitas medium yang dikonsumsi mayoritas masyarakat Indonesia mulai langka di penggilingan dan pedagang grosir. Kebijakan pembelian beras premium Perum Bulog dalam rangka pengadaan cadangan beras turut menguras stok beras medium.

Menurut Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso, Minggu (8/11), di Jakarta, kelangkaan beras kualitas medium antara lain akibat dampak kebijakan pengadaan beras premium Bulog.

Karena Perum Bulog membeli beras premium dan sebagian penjualan beras "diarahkan" ke Bulog, pengusaha penggilingan padi meningkatkan produksi beras premium. Akibatnya, persediaan beras medium menipis. "Tren pasokan beras ke pasar berubah, para tengkulak dan penggilingan melihat ada peluang mengejar produksi beras premium," kata Sutarto.

Lebih lanjut Sutarto mengatakan, kelangkaan beras medium akan memicu kenaikan harga beras. Karena ada kecenderungan menjaga daya beli, pengusaha akan mencampur beras medium dengan beras premium sehingga terbentuk harga beras baru dengan kualitas sedikit di atas medium. Harga beras akan terdorong naik.

Bambang Fajar, pengusaha penggilingan padi, di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengatakan, kelangkaan beras kualitas medium akibat harga gabah yang sudah terlalu tinggi. Saat ini, pengusaha penggilingan padi membeli gabah kering simpan dengan kadar air 15-16 persen dari petani seharga Rp 5.600-Rp 5.800 per kilogram (kg).

Dengan asumsi kadar rendemen 65 persen (100 kg gabah menghasilkan 65 kg beras), harga jual beras di tingkat penggilingan berkisar Rp 9.200-Rp 9.300 per kg. Beras yang dihasilkan setara kualitas II.

Pengusaha penggilingan lain di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sri mengatakan, dirinya menjual beras dengan harga Rp 9.200 per kilogram di atas truk. Belum ditambah biaya kirim.

Menurut pengusaha beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Billy Haryanto, beras medium dengan harga di bawah Rp 9.000 per kg sulit ditemui. "Kemarin, pedagang masih bisa bikin beras harga Rp 8.500 per kg sekarang tidak bisa," katanya.

Pedagang sudah berat menahan harga beras agar tidak naik. "Teman-teman pedagang sudah mulai mengeluh, tidak bisa lagi terus menahan harga. Ketika sudah tidak lagi kuat menahan, mekanisme pasar akan menjadi solusi," kata Billy. Sejauh ini, Bulog menawarkan pada pedagang melakukan operasi pasar dengan beras premium dengan tambahan bunga 1 persen. "Tapi, sulit dilakukan karena harga beras premium dari Bulog tinggi, tidak laku di pasar," katanya. (MAS)

http://print.kompas.com/baca/2015/11/09/Stok-Beras-Medium-Mulai-Berkurang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar