Sabtu, 14 November 2015

Semarang Aman dari Beras Impor

Jumat, 13 November 2015

SEMARANG -Beras impor asal Vietnam belum masuk ke sejumlah pasar tradisional Kota Semarang. Pantauan Suara Merdeka kemarin, beras impor belum ditemukan di sejumlah pasar. Sebagian besar beras yang dijual pedagang diproduksi di Grobogan, Klaten, Indramayu, Karawang dan masih banyak lagi. ”Di sini gak jual beras impor Vietnam. Yang ada adalah beras dalam negeri. Rata-rata berasal dari Grobogan dan Indramayu,” tutur Indrajaya salah satu pedagang beras di Pasar Gayamsari, kemarin. Selama ini ia mengambil pasokan langsung dari petani di beberapa daerah. Setiap harinya ia mendapat pasokan sekitar satu ton beras berbagai jenis. Harganya pun relatif stabil. Seperti, harga beras C4 mencapai Rp 9.500/kg, beras jenis mentik wangi Rp 11.000/kg dan beras merah Rp 11.500/kg. Dikatakan Indra, kendati musim kekeringan melanda di sejumlah kota penghasil beras, pasokan relatif aman dan cukup. Bahkan bisa dikatakan masih sangat cukup sehingga ia tidak perlu lagi mendapatkan beras impor. ”Kalaupun ada, masyarakat mungkin lebih memilih beras lokal. Karena rasa dan kualitasnya lebih baik dibanding beras impor,” katanya. Pedagang beras di Pasar Dargo, Iman Syafi’i mengatakan, beras impor sebaiknya tak masuk di wilayah Semarang maupun di Provinsi Jateng. Sebab, dikhawatirkan dapat merusak harga dan merugikan petani lokal. Terlebih lagi, harga juga cenderung stabil meskipun kemarau panjang mempengaruhi produksi beras. ”Kalaupun harga naik, itupun hanya Rp 100-500 per kilogram sekitar sebulan lalu. Namun, sekarang harga cenderung stabil, tidak ada kenaikan,” ungkapnya. Harga beras Pandan Wangi saat ini mencapai sekitar Rp 12.500/kg, Cisadane Rp Rp 11.000/kg-11.300/kg, Bramo Rp 11.000/kg, C4 Rp 9.000-9.500/kg, Bramo Rp 12.000/kg dan Sedani Rp 10.000/kg. Kepala Perum Bulog Sub Divre I Semarang, Sugiarni menuturkan, di wilayah Semarang dan Jateng tidak mengimpor beras karena persediaan beras lokal masih cukup. ”Semarang termasuk surplus beras. Jadi, tidak perlu mendapatkan beras impor dari Vietnam,” tandasnya.

Sampai saat ini persediaan beras miskin (raskin) masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai Desember mendatang. Tercatat, stok Bulog Sub Divre I Semarang sekarang ini mencapai 5.600 ton yang masih cukup memenuhi masyarakat sampai 2,5 bulan ke depan. Serap Beras Premium Pasokan Bulog saat ini sekitar 14.000 ton. Tahun ini ia memasang target penyerapan dari petani sebanyak 95.000 ton. Setiap bulan Bulog membutuhkan beras 5.600 ton yang diberikan kepada 372.645 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Belum lagi, masih tersisa stok komersial sebanyak 31.000 ton. Selain medium, Bulog Divisi Regional Jawa Tengah melaksanakan penyerapan beras premium. Jumlah penyerapannya melebihi target awal. Kepala Bulog Divre Jateng Usep Karyana mengatakan target penyerapan beras premium pada tahun ini, sesuai dengan aturan pusat 100 ribu ton, tetapi saat ini sudah 121 ribu ton. Persediaan beras premium yang besar kami harapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama terkait dengan stabilisasi harga. ”Persediaan beras premium bermanfaat untuk mengantisipasi kenaikan harga yang mungkin terjadi, beberapa bulan ke depan,î tutur dia, kemarin. Prediksi kenaikan harga beras tersebut, lanjut dia, seiring dengan mulai memasuki musim tanam padi. Dengan begitu, tingkat serapan beras oleh Bulog dipastikan juga akan menurun. ”Saat ini, tingkat serapan beras Bulog setiap hari sudah turun menjadi 1.500 ton, itu terdiri atas beras premium dan medium. Tingkat serapan tersebut turun sekitar 25% dari bulan sebelumnya yang 2.000 ton per hari,” jelas Usep. (K14,K3-91)

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/semarang-aman-dari-beras-impor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar