Jumat, 27 November 2015

Kemtan: Harga Beras Naik Karena Gabah Disimpan

Kamis, 26 November 2015

Jakarta - Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Hasil Sembiring mengatakan penemuan harga beras yang masih naik menurutnya karena gabah kering masih banyak disimpan oleh masyarakat dalam jumlah yang banyak.

"Kalau beras itu tidak bisa disimpan lama, nah jika gabah kering lain hal, karena mampu bertahan hingga satu tahun lebih, makanya bisa mempengaruhi distribusi," kata Hasil Sembiring usai jumpa pers di Kementerian Pertanian di Jakarta, Kamis (26/11) sore.

Ia juga menjelaskan, semua pemangku kepentingan memiliki informasi yang sama mengenai distribusi, menurutnya distribusi dari titik satu ke titik yang lain tidaklah lancar.

"Kami menemukan 24 ribu ton disimpan di suatu daerah, selain itu gabah kering juga disimpan, nah ini trik yang dimainkan," katanya.

Hal tersebut menjadi polemik, karena produksi padi mengalami surplus namun harga beras di beberapa daerah justru mengalami kenaikan, bahkan pemerintah justru mencanangkan impor beras.

Kementerian Pertanian mengklaim produksi padi dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015 surplus karena tidak ada impor beras umum pada periode tersebut.

"Produksi padi berlebih, ini hasil terbaik dalam lima tahun terakhir," katanya.

Indikasinya adalah stok Bulog Oktober 2014 sebesar 1,7 juta ton beras, dicapai melalui tambahan impor 800.000 ton. Sedangkan bulan Oktober 2015 tanpa penyerapan optimal puncak panen raya Januari-Mei, stok Bulog tetap 1,7 ton beras tanpa impor.

Ia juga menjelaskan pencapaian tersebut bisa dilakukan dalam keadaan pertambahan jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras sebanyak 3,7 juta jiwa (setara 460.000 ton).

"Walau diterpa El Nino yang kuat, ternyata meningkat signifikan paling tidak 1,26 juta ton beras dibandingkan tahun 2014," katanya.

Selain itu, sebelumnya, Pemerintah Republik Indonesia mulai menerima pengiriman beras impor di sejumlah daerah di Indonesia untuk menjaga stok pangan akibat gejolak cuaca El Nino yang memicu kekeringan di sejumlah tempat.

"Sudah (beras impor masuk). Ada di banyak pelabuhan, bukan hanya Jakarta," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut JK, pelaksanaan impor beras dilakukan untuk memenuhi persediaan stok beras di beberapa daerah di Indonesia akibat panen yang mundur karena kekeringan.

Menurut data dari Bulog, sejumlah daerah telah menerima beras luar negeri untuk persediaan.

"Yang paling penting pemerintah menyiapkan cadangan (beras) nasional yang cukup. Nah termasuk dari impor tidak apa-apa," kata JK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar