Jumat, 13 November 2015

Kinerja Bulog Terhambat Batasan dari Pemerintah

Jum'at, 13 November 2015

Bulog tidak bisa menjadi pemain di lapangan


JAKARTA, JITUNEWS.COM- Terkait dengan kinerja Bulog hingga saat ini, banyak pengamat menilai bahwa fungsi Bulog tidak berjalan maksimal. Hal tersebut disebabakan oleh batasan-batasan tertentu yang membuat Bulog tidak bisa ikut bermain di lapangan.
Oleh karena itu, dikatakan Andi Sinulingga selaku pengamat politik pangan, peran Bulog harus segera dikembalikan agar bisa ikut bermain di lapangan. "Kalau Bulog ini mau kita perkuat, maka fungsinya harus kita kembalikan sebagai Baperstok seperti pada zaman orde baru. Bulog tidak lagi menjadi Perum seperti sekarang ini, ia harus menjadi pemain di lapangan, Bulog harus benar-benar difungsikan sebagai baperstok, baru keinginan kita itu bisa terwujud dengan menyerap beras petani," ungkap Andi, Kamis (12/11), saat hadir sebagai pembicara pada talk show, Kamis (12/11), di kantor dewan pers.
Andi juga mengatakan bahwa peran ini dibuat sebagai akibat dari perjanjian dengan IMF di masa lalu Indonesia. "Sekarang kita tidak memiliki ketergantungan apa-apa dengan IMF, maka saatnya kita kembalikan saja semua fungsi-fungsi yang ada. Dan salah satu yang membatasi gerak dari Bulog adalah penentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," ujarnya.
Soal HPP, Andi mencontohkan, jika batas harga pembelian pemerintah hanya pada Rp 7.500 sementara ada tengkulak yang membeli dengan Rp 8.000, masyarakat tentu lebih memilih yang Rp 8.000 karena lebih diuntungkan. Sementara itu, jika Bulog mau memenangi persaingan tersebut tidak akan bisa karena dibatasi oleh HPP. "Yang adil adalah hilangkan HPP, karena tidak memberi dampak yang besar. Sementara harga disesuaikan dengan perubahan ekonomi yang ada dan mekanisme yang ada," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar