Selasa, 3 November 2015
BULOG tidak pernah melakukan penghentian pembelian gabah dan beras dari petani. Setiap harinya Bulog terus membeli sekitar 6000 ton.
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengatakan mekanisme pembelian gabah dan beras oleh Bulog ada dua, antara lain pembelian dengan berdasarkan pada HPP (Harga Pokok Pembelian) dan pembelian dengan harga non HPP.
"Bulog memang melakukan penurunan harga beli non HPP sesuai dengan kualitas dan daerah asal gabah dan beras. Tapi bukan berarti kita berhenti membeli dan tidak mau beli," ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (3/11).
Menurutnya, apabila Bulog tidak melakukan pembatasan dan penyesuaian terhadap harga beli non HPP, maka akan berdampak pada tergereknya harga beras di tingkat konsumen. "Justru itu yang bahaya dan bertentangan dengan fungsi kami sebagai stabilitator harga beras. Namun yang pasti, harga beli beras komersial masih di atas HPP dan tidak pernah ada penurunan HPP."
Hingga saat ini, total penyerapan beras oleh Bulog sekitat 2,6 juta ton. 700 ribu ton di antaranya adalah beras komersil. Terkait kondisi saat ini ketika harga gabah kering panen jauh di atas harga HPP, menurutnya merupakan faktor penghambat penyerapan karena Bulog diharuskan membeli dengan menggunakan harga HPP. "Oleh karena itu kita mengeluarkan kebinakan untuk membeli menggunakan harga komersial."
Namun, Wahyu mengatakan bahwa Bulog tidak bisa terus menerus melakukan pembelian beras komersial dengan menggunakan harga pasar. "Yang pasti, kami tetap lakukan penyerapan dan juga lakukan penyesuaian terhadap harga beras komersial."
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan sangat tidak mungkin untuk Bulog melakukan pembelian dengan menggunakan HPP pada saat ini. "Karena saat ini bukan musim panen raya. Tapi panen di penghujung musim gadu (kemarau) sehingga jelas menghambat penyerapan Bulog. Kalau pas panen di musim rendengan (hujan), sangat mungkin Bulog beli dengan HPP," jelasnya.
Akibatnya, ada sekitar 1,5 juta ha area panen dengan produktivitas gabah rata-rata 5 ton atau 7,5 juta ton yang tidak bisa diserap. "Untuk jumlah berasnya sekitar 62,7% dari jumlah tersebut."
Lebih lanjut, Winarno mengatakan sebenarnya sangat mungkin Bulog meningkatkan serapan melalui pembelian beras dengan harga non HPP. Ia juga mengatakan bahwa HPP saat ini terlalu rendah. "Setelah tidak ada kenaikan HPP dalam 3 tahun, kenaikan kali ini hanya 10,2% hingga 12%. Harusnya 12%-14%," lanjutnya.
Menurutnya, HPP harus naik tiap tahun sebesar 10% dengan memperhitungkan inflasi sekitar 5% setiap tahun.(Q-1)
http://www.mediaindonesia.com/misore/read/4253/Bulog-Tetap-Lakukan-Pembelian-Gabah-Petani/2015/11/03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar