Foto-Ketua Pelaksana Tim Koordinator Raskin Pusat Chazali Situmorang. |
“Jadi alokasi anggaran sudah ada, senilai Rp 18,8 triliun untuk 12 bulan dengan total beras 2,7 juta ton,” kata Chazali Rabu (11/2).
Hanya saja kata Chazali ada beberapa catataan untuk penyaluran raskin 2015. Diantaranya perlunya pengawasan kualitas beras oleh Kemensos, perlunya pengawalan ketat soal pendistribusian dilapangan dan perlunya Pemda menyediakan dana untuk proses distribusi dilapangan hingga sampai ke pemanfaat.
Tahun ini beras raskin yang keluar dari gudang bulog dikatakan Cahazli dilengkapi dengan nomor kode berupa barkot. Dengan demikian tidak ada upaya pemalsuan beras raskin oleh oknum dilapangan mengingat beras hanya bisa sampai ke daerah berdasarkan barkot yang tertera dikarung beras.
Menurut Chazali program raskin selama ini sudah memberikan manfaat yang cukup besar bagi pemanfaat.
Tetapi pemerintah tetap harus melakukan kajian untuk kelanjutan program raskin 2016. Mengingat beberapa catatan terkait raskin seperti hasil temuan KPK sempat membuat program ini nyaris dihentikan.
Chazali mengingatkan bahwa beras merupakan kebutuhan paling besar dari seluruh total belanja masyarakat diIndonesia. Rata-rata mencapai 30 persen.
Karena itu program ini boleh dikatakan sangat menolong masyarakat miskin dalam hal penyediakan kebutuhan makanan pokok harian.
(inung/sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar