Selasa, 17 Februari 2015

Harga Beras Mahal, Bulog Intervensi Pasar

Senin, 16 Februari 2015

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) akhirnya merespons kenaikan harga beras di pasaran dengan melakukan intervensi. Bulog memutuskan melakukan operasi pasar dengan menyebarkan beras ke-50 titik pemukimanan khusus dan ke-12 asar tradisional atau total di 62 titik di sejumlah lokasi di Jabodetabek.

Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat mengatakan operasi pasar Bulog ini dilakukan secara intensif selama dua pekan ke depan, atau sampai akhir Februari 2015. Bulog akan menyalurkan beras sebanyak 2.000 ton per hari hingga harga beras di pasaran kembali stabil. Dalam operasi pasar itu, Bulog menyebarkan beras dalam kemasan ukuran 5 kilogram (kg). Beras tersebut dibanderol Rp 7.400 per kg untuk tipe medium dan Rp 9.000 per kg untuk kelas premium.

Saat ini berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 11 Februari 2015, harga beras di Jakarta harga beras medium dibanderol Rp 9.960 kg dan di tingkat nasional Rp 9.790 per kg. Lenny berharap dengan adanya intervensi pasar oleh Bulog, maka harga beras di pasaran kembali normal dalam waktu dekat. Harga normal dalam patokan bulog adalah Rp 7.400 per kg.

"Untuk saat ini, operasi ini akan dilakukan dua minggu ke depan, setelah itu akan melihat kondisi nanti," ujar Lenny, Senin (16/2/2015).

Pada waktu yang sama, Bulog juga mendistribusikan beras di sejumlah daerah di seluruh Indonesia untuk mengendalikan harga. Sebelumnya Lennya mengatakan pihaknya tidak masuk terlalu dalam mengintervensi pasar agar agar harga beras tidak jatuh di pasaran.

Mendag Rachmat Gobel mengatakan upaya intervensi pasar yang dilakukan Bulog untuk meredam aksi spekulasi yang dilakukan para pedagang nakal di pasaran. Sebab bila dilihat dari sisi pasokan, harusnya harga beras tidak semahal saat ini. Namun, karena ada permainan sistem yang tidak biak di antara para spekulan beras, maka pemerintah harus turun tangan.

"Sebenarnya ketersediaan beras kita cukup, tapi kita heran kok harga beras naik terus, berarti ada permainan," ujar Rachmat.

Medag juga mendorong Bulog mengelola beras yang ada di daerah untuk mendukung swasembada pangan. Selain beras, Bulog jug didorong untuk mengelola jagung, kedelai dan komoditi lainnya sehingga impor tidak diperlukan lagi. (Noverius Laoli)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/16/121200726/Harga.Beras.Mahal.Bulog.Intervensi.Pasar?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar