Kamis, 05 Februari 2015

Bos RNI: Harga Daging Sapi di Darwin Rp 23.500/Kg, Dijual di RI Rp 95.000/Kg

Rabu, 4 Februari 2015

Jakarta -Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengaku heran dengan harga daging sapi beku impor di dalam negeri yang masih mencapai Rp 95.000/kg. Padahal harga daging sapi beku di negara asalnya di Australia hanya Rp 23.500/kg.

Menurut hitung-hitungan Ismed, seharusnya harga yang wajar daging sapi beku impor di dalam negeri Rp 60.000-70.000/kg. Artinya harga daging impor Rp 95.000/kg sudah sangat mahal.

"Di Darwin (Australia) harga daging sapi Rp 23.500/kg, sampai di Priok Rp 45.000 sudah dihitung ongkos transportasi. Kalau di pedagang Rp 60.000 seharusnya dan dia sudah dapat untung besar. Mengapa dijual dengan harga Rp 95.00/kg dan tidak pernah turun. Celakanya kita beli dan habis lagi," ungkap Ismed dengan nada tinggi di dalam Seminar Nasional Politik Ekonomi Ketahanan Pangan dalam Jokowinomics di Aula Nurcholish, Univeritas Paramadina Jakarta, Rabu (4/02/2015).

Ismed memperkirakan bisnis daging sapi di dalam negeri sudah dikuasai jaringan kartel. Ia mengungkapkan bukti adanya dugaan tersebut, yaitu saat pemerintah menugaskan Bulog menstabilkan harga daging di pasar, melalui penugasan mengimpor 3.000 ton daging sapi beku justru sulit laku, hingga butuh setahun lebih untuk laku terjual.

"Ketika Bulog impor 3.000 ton tidak bisa menstabilkan harga pasar bahkan tidak laku karena diserang daging katanya haram. Ini jelas sudah dikuasai kartel," tambahnya.

Menurut Ismed, dampak tingginya harga daging sapi di dalam negeri membuat konsumsi masyarakat pada komoditas ini sangat rendah. Setiap tahun setiap penduduk Indonesia rata-rata hanya mengkonsumsi daging sapi 1,8 kg atau lebih rendah dari Malaysia dan Singapura 15 kg/kapita/tahun, Filipina 7,5 kg/kapita/tahun bahkan Jerman dan Kanada mencapai 90 kg/kapita/tahun.

"Kalau dihitung harga daging Rp 90.000/kg flat jadi hitungannya makan daging hanya satu tahun sekali yaitu saat Idul Adha. Harga daging di Malaysia Rp 48.000/kg, kita Rp 95.000/kg tidak pernah turun. Pak Jokowi harus sudah harus punya (penanganan masalah ini)," tegasnya.

(wij/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar