Jumat, 13 Februari 2015

Beras Dipastikan Cukup

Jumat, 13 Februari 2015

Perum Bulog Berupaya Menyerap Beras Petani

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan memastikan stok beras tidak hanya ada di Perum Bulog, tetapi juga di masyarakat dan pedagang. Meski akan terus berkurang dari bulan ke bulan, stok beras 4,8 juta ton dinilai masih cukup dan akan bertambah lagi saat panen raya pada Maret mendatang.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina di Jakarta, Kamis (12/2), mengatakan, stok beras pada Februari 2015 sebanyak 4,8 juta ton. Stok itu berasal dari surplus stok produksi dan konsumsi Januari 1,13 juta ton, stok di masyarakat 2,25 juta ton, dan stok di Bulog 1,42 juta ton.

Pada Maret 2015, Kemendag memperkirakan stok beras 7,6 juta ton. Stok itu terdiri dari surplus stok produksi dan konsumsi Februari 4,23 juta ton, stok masyarakat 2,02 juta ton, dan Bulog 1,42 juta ton.

”Stok itu akan bertambah pada saat panen. Pada Februari, produksi beras diperkirakan 3,92 juta ton. Saat panen di daerah-daerah lumbung beras pada Maret, produksi beras diperkirakan 7,12 juta ton,” kata Srie.

Stok beras di Bulog, lanjut Srie, akan terus bertambah seiring masa panen. Bulog akan berupaya menyerap beras petani untuk mengamankan stok pangan. Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan beras.

Berdasarkan data Kemendag, harga beras medium secara nasional pada Kamis rata-rata Rp 9.790 per kilogram. Adapun perkembangan harga beras medium secara nasional rata-rata naik 0,31 persen sejak pekan lalu. Kenaikan itu terjadi karena harga gabah kering panen tinggi berkisar Rp 4.200-Rp 4.500 per kg. Harga itu lebih tinggi daripada harga pembelian pemerintah pada 2014, yaitu Rp 3.300 per kg.

Atur distribusi

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, pemerintah akan mengatur distribusi beras agar harga komoditas pangan itu bisa ditentukan pemerintah. Dengan demikian, nantinya harga beras di konsumen sesuai keinginan pemerintah. ”Bulog sedang merumuskan strateginya,” katanya.

Rachmat menilai, harga beras tinggi karena ada yang mengendalikan harga. Ia berharap hal itu tidak dilakukan pengusaha Kadin. Pemerintah melalui Bulog berperan menstabilkan harga melalui operasi pasar dan pemberian raskin bagi kelompok masyarakat. (HEN/MAS)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150213kompas/#/23/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar