Rabu, 3 September 2014
TEKNOLOGI penggilingan padi yang dimiliki masyarakat saat ini dinilai sudah layak untuk diperbaharui. Dengan memperbaharui teknologi tersebut diyakini produktifitas padi para petani diyakini akan jauh lebih tinggi. “Kita perlu merevitalisasi penggilangan padi yang banyak sekali sudah tertinggal dalam aspek teknologi. Sudah puluhan tahun usianya,” kata Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Sutarto Alimoeso kepada Jurnal Nasional saat dihubungi, Rabu, (3/9).
Khusus untuk urusan rendemen dari setiap kali proses penggilingan dengan menggunakan mesin lama, lanjut Sutarto, saat ini hanya bisa mencapi 55 persen. Sedangkan dengan memperbaharui teknologi mesin penggiling, bisa mencapai perolehan jauh lebih tinggi. “Rendemen sekarang 55 persen bisa menjadi 63-67 persen,” lanjut Sutarto.
Tidak hanya itu, Sutarto juga mengatakan hasil penggilingan dari mesin berteknologi hasil pembaharuan bisa menjadikan beras berkualitas lebih tinggi. Bahkan urusan beras rusak akibat proses penggilingan itu sendiri bisa ditekan jumlahnya. “Beda cukup jauh efisien 10 persen lebih. Kulitasnya lebih baik, broken bisa kurang, lebih bersih. Ini kita dorong,” jelas Sutarto.
Peningkatan kualitas beras yang sedang diupayakan Bulog tersebut, sambung Sutarto, mempunyai beberapa tujuan. Selain memberikan peluang peningkatan penghasilan bagi petani, perbaharuan teknologi mesin giling tersebut juga dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.
“Kita sudah lakukan kerjasama dengan perbankan, jadi bulog yang nanti menjamin hasilnya dibeli oleh bulog. Bagi bulog bisa langsung dapat beras dari penggilingan yang kecil itu. Prinsipnya kita tingkatkan kemampuan ekonomi yang kecil2 itu. Ekonomi kerakyatannya disitu. Kalau hanya dengan yang gede sekitar 2000 unit, artinya kapitalisme. Itu yang sebenarnya bulog dorong,” tegas Sutarto.
“Saya ingin gandeng sekitar 182 ribu penggilingan padi se-Indonesia, yang kecil 160 ribuan jumlahnya. Bersama Persatuan Pengusaha Beras dan Penggilingan Indonesia (Perpadi). Perpadi kerjasama dengan penggilingan, Perpadi kerjasama dengan Bulog, Bulog dengan Perbankan,” sambung Sutarto.
Dengan cara itu pula Sutarto berharap kemampuan bersaing petani lokal akan semakin tinggi terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. “Sehingga kita mampu bersaing dalam menghadapi MEA. “Kita perlu mempersiapkan diri untuk bisa menjadi stabilisator pangan, bukan hanya beras. Seperti yang diharapkan beberapa pihak kepada kita,” kata Sutarto.
Reporter : Heri Arland
Redaktur : Rihad Wiranto
http://m.jurnas.com/news/148111/Teknologi-Penggilingan-Padi-Sudah-Kuno--2014/1/Ekonomi/Ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar